ACARA IV
PENENTUAN MASSA ATOM RELATIF Mg
A.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.
Tujuan Praktikum : Untuk menentukan massa atom relatif dari
logam Magnesium
(Mg).
2.
Waktu Praktikum : Jumat, 2 November 2012
3.
Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar I, Lantai III,
Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Mataram.
B.
LANDASAN TEORI
Massa
suatu atom terkait erat dengan jumlah elktron,
proton dan neutron yang dimiliki
atom tersebut. Pengetahuan tentang massa atom sangat penting untuk melakukan
pekerjaan di laboratorium. Namun atom adalah partikel yang sangat kecil, bahkan
butir debu terkecil yang dapat menentukan massa satu atom relatif terhadap atom
lainnya. Langkah pertama adalah memberikan nilai pada massa dari suatu atom
unsur tersebut agar kemudian dapat digunakan sebagai suatu standar (Chang, 2004
: 58).
Massa atom relatif dengan lambang Ar
adalah istilah modern sebagai pengganti istilah berat atom. Pada permulaan abad
ke 19 hidrogen digunakan sebagai unsur standar. Dalton menekankan bahwa massa
atom relatif adalah sifat yang paling utama suatu unsur. Hidrogen adalah unsur
yang mempunyai atom yang paling ringan dan massanya ditentukan sebesar satu
satuan. Demikian pula jika hidrogen bersenyawa dengan suatu unsur dan hidrogen
digunakan sebagai dasar skala.
Menurut
definisi lama
Massa
atao relatif = Massa
satu atom unsur
Massa
satu atom hidrogen
Valensi
suatu unsur adalah jumlah atom hidrogen yang bereaksi atau yang dapat diganti
dengan satu atom unsur itu. Sejak Dalton dan Berzzellius berusaha untuk
menentukan rumus suatu zat agar dapat menghitung massa atom relatif ditemukan suatu
besaran yang dikenal dengan massa ekivalen. Kemudian pada tahun 1961 ditetapkan
bahwa massa atom relatif suatu unsur adalah harga rata-rata massa atom relatif
isotop-isotop menurut kelimpahannya berdasarkan atas nuklida karbon-12 yang
mempunyai massa 12 tepat (Hiskia, 2001 : 14).
Ada
tiga cara penentuan massa atom relatif yaitu dengan hukum Dulong dan Petit,
analisis Cannizzaro dan spektroskopi massa. Pada tahun 1819 Piere Dulong dan
Alexis Petit menyelidiki kalor jenis beberapa unsur logam. Ternyata atom yang
berat mempunyai kalor jenis lebih kecil, karena makin berat suatu atom makin
besar energi yang diperlukan untuk menggerakkannya. Untuk itu, Dulong dan Petit
menyatakan bahwa hasil kali antara kalor jenis dan massa atom relatif adalah
sekitar enam. Hukum ini dipakai untuk mengoreksi massa atom unsur yang telah
atau belum diketahui. Kemudian pada tahun 1858 ditemukan metode Cannizzaro.
Teori ini mengatakan bahwa massa molekul relatif suatu gas kira-kira dua kali
rapat uapnya. Selain itu, penentuan massa atom relatif dapat ditentukan dengan
metode spektroskopi massa. Penetuan Ar dapat ditentukan melalui dua data yaitu
kelimpahan isotop dan massa isotop relatif (Syukri, 1999 : 34).
Dengan
menggunakan massa atom, kita dapat menghitung massa (dalam gr) dari satu atom
karbon C-12. Persamaan dari kesamaan tersebut adalah :
Sebagai contoh yaitu
Tembaga adalah logam yang telah dikenal sejak zaman dahulu yang digunakan
antara lain untuk kabel listrik dan uang logam. Dua isotop stabilnya,
Cu (69,09 %) dan
Cu
(30,91), mempunyai massa atom masing – masing 62,93 sma dan 64,9278 sma. Hitung
massa atom rata-rata dari tembaga. Persentase – persentase dalam tanda kurung
menunjukan kelipatan relatif. Dari
contoh tersebut, bisa dijelaskan bahwa tiap isotop memberi kontribusi terhadap
massa atom tembaga tergantung dari kelimpahan alaminya. Maka dari itu, tahap
pertama adalah mengubah persentase ke bentuk desimal. Jadi 69.09 persen menjadi
0,6909 dan 30,91 persen menjadi 0,3091. Kemudian , kita hitung massa atom rata
– rata sebagai berikut.
(0,6909) (62,93 sma) +
(0,3091) (64,9278 sma) = 63,55 sma (Sukmariah, 1990
: 24).
C. ALAT DAN
BAHAN PRAKTIKUM
1.
Alat – alat
Praktikum
a.
Krus
b.
Penjepit
c.
Pipet tetes
d.
Tanur
e.
Timbangan analitik
2.
Bahan – bahan
Praktikum
a.
Aquades (H2O)(aq)
b.
Kertas lakmus
c.
Logam Magnesium
(Mg)(s)
D. PROSEDUR
PERCOBAAN
1.
Krus kosong
ditimbang
1 mg dengan timbangan analitik.
2.
Logam Mg ditimbang
kemudian dimasukkan kedalam krus.
3.
Kemudian dimasukkan
kedalam tanur dan dipanaskan sampai suhu 800
4.
Setelah logam Mg yang
di dalam krus tersebut memutih, laluu keluarkan dan diberi beberapa tetes air
(gas/uap yang mengepul diperiksa dengan kertas lakmus).
5.
Lihat perubaha yang
terjadi pada kertas lakmus.
6.
Krus dipijarkan ,
didinginkan dan ditimbang kembali.
7.
Dihitung Massa atom
relatif Mg dengan rumus sebagai berikut:
2x
xa
E. HASIL
PENGAMATAN
NO
|
PROSEDUR
PERCOBAAN
|
HASIL
PENGAMATAN
|
1
|
Krus kosong ditimbang dengan neraca analitik
|
Berat krus=13,5
gram
|
2
|
Mg ditimbang 0,1 gr kemudian dimasukkan Mg ke dalam
krus dan ditimbang dengan neraca analitik
|
Berat Mg=13,5
gram
|
3
|
Krus dan Logam Mg dipanaskan di dalam tanur sampai
Logam Mg memutih
|
Logam Mg
yang dipanaskan pada suhu 8000C menjadi bubuk berwarna putih
|
4
|
Dikeluarkan jika menjadi putih, logam Mg ditetesi
dengan air dan tangkap uap dengan
kertas lakmus, lihat perubahan warna
|
Lakmus merah
menjadi biru
|
5
|
Dipijarkan dalam keadaan off tanurnya selama beberapa
menit
|
|
6
|
Lalu didinginkan kemudian ditimbang
|
Berat krus
dan Mg = 13,61 gram
|
F.
ANALISIS DATA
1.
Persamaan reaksi
a.
Mg(S) + ½ O2(g) MgO(S)
b.
3Mg(S) + N2(g) Mg3N2(aq)
c.
Mg3N2(aq) + 6H2O(l) 3Mg(OH)2(aq)+2NH3(aq)
d.
Mg(OH)2(aq) MgO(S)+H2O(l)
2.
Perhitungan
a.
Massa krus kosong =
13,5 gram
b.
Massa logam Mg =
0,09 gram= (a)
c.
Massa krus kosong+
massa Mg = 13,5 gram + 0,09 gram
=
13,59 gram
d.
Massa (krus
kosong+Mg) setelah dipanaskan = 13,61 gram
e.
Massa MgO =
Massa (krus kosong+Mg) setelah dipanaskan - Massa krus kosong
= 13,61
gram - 13,5 gram
=0,11 gram
f.
Massa atom relatif
(Ar) Mg = 2 x
x a
=
2 x
x Mg awal
= 2 x
x 0,09
=
= 72 gram/mol
G. PEMBAHASAN
Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk menentukan massa atom relatif (Ar) dari logam magnesium (Mg).
Banyak cara dalam penentuan massa atom relatif (Ar) yaitu dengan penentuan
dengan teliti massa zat yang bereaksi, enentuan dengan teliti kerapatan gas dan
dengan cara spektrometri, penentuan massa atom relatif dengan metode
spektrometri massa yang diperlukan dua data yaitu kelipatan isotop dan massa
isotop relatif.
Penentuan massa atom relatif
dari logam magnesium pada percobaan ditentukan dengan cara penentuan secara
teliti massa zat-zat yang bereaksi. Secara teori massa atom relatif Mg adalah
24,305. Namun pada hasil praktikum terdapat nilai atau hasil yang berbeda.
Proses reaksi yang pertama
yaitu Mg bereaksi dengan O2 dan N2 membentuk reaksi:
Mg(s) + 1/2O2
MgO2(s)
3Mg(s) + N2
Mg2N2(aq)
Pada pembakaran ini, logam
Magnesium berubah menjadi putih kemudian diberi tetes air kemudian diperiksa
menggunakan kertas lakmus dan menghasilkan warna yang semula merah, kertas
lakmusnya berubah menjadi biru. Hal ini menunjukkan basa. Dengan bereaksinya Mg2N2
dengan air akan membentuk Mg(OH) dan amonia, dan amonia yang menyebabkan
timbulnya bau yang pekat.
Pada percobaan selanjutnya
dilakukan pemijaran terhadap MgO, sehingga magnesium akan terpisah dengan H2O.
Reaksinya:
Mg(OH)2(aq)
MgO(s) +
H2O
Setelah dilakukan pemijaran
massa megnesium bertambah 0,02 gram. Ini dikarenakan oleh magnesium telah
mengandung O2. Dari analisis data diperoleh Ar Mg adalah 72, ini
sangat jauh beda selisihnya dengan massa
atom relatif (Ar) Mg secara teori. Ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu
ketidaktepatan dalam menghitung massa Mg, kurang teliti dan karena timbanagn
analitik yang mengalami error sehingga menggunakan perkiraan.
Magnesium kuarang dapat
bereaksi dengan H2O karena Mg merupakan golongan alkali tanah
sehingga ketika bereaksi dengan air sangat lambat dan kesalahan yang terjadi
bisa disebabkan oleh pembakaran magnesium yang kurang sempurna.
H. PENUTUP
Kesimpulan
yang dapat ditarik dari uraian di atas adalah untuk menentukan massa atom
relatif Mg dapat mengguankan rumus 2 x
x a, sehingga Ar Mg yang dihasilka adalah 72
gram/mol.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Hiskia, Ahmad. 2001. Stoikimetri Energetika Kimia. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti.
Sukmariah.1990. Kimia
Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Syukri. 1999. Kimia
Dasar I. Bandung : ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar