ACARA IV
PENENTUAN TETAPAN GAS DAN VOLUME MOLAR OKSIGEN
A.
PELAKSANAAN PRKATIKUM
1. Tujuan Praktikum
: Untuk mempelajari cara penentuan tetapan gas dan volume molar oksigen juga untuk mempelajari
hukum-hukum gas seperti, hukum boyle, charles, gay lusac, dalton, tentang
tekanan parsial dan hukum Avogadro.
2.
Waktu Praktikum : Jumat, 2 November
2012
3.
Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia
Dasar I, Lantai III, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Mataram.
B.
LANDASAN TEORI
Sifat
fisis zat mempengaruhi oleh wujudnya, yaitu padat, cair atau gas. Diantara
ketiga wujud ini, sifat gas lebih sederhana dibandingkan wujud lainnya.
Terdapat empat variabel penting yang mempengaruhi sifat-sifat fisis gas yakni
suhu, tekanan, volume dan jumlah gas. Gas memiliki karakteristik sebagai
berikut : bentuk dan volumenya mengikuti wadahnya , dapat dimanfaatkan ,
kecepatan paling rendah , dan dapat bercampur secara sempurna dalam satu wadah
(Purwoko, 2006 : 136
Gas terdiri atas molekul yang bergerak menurut jalan-jalan
yang lurus ke segala arah, dengan kecepatan yang sangat tinggi. Molekul gas ini selalu bertumbukan
dengan molekul yang lain atau dengan dinding bejana. Tumbuhan terhadap dinding.
Beja ini yang menyebabkan adanya tekanan. Volume dari molekul gas sangat kecil
bila dibandingkan dengan volume yang ditempat oleh gas tersebut, sehingga
sebenarnya banyak ruang kosong antara molekulnya. Hal ini menyebabkan gas
mempunyai rapat yang lebih kecil daripada cairan atau zat padat, sehingga
menyebabkan gas bersifat kompresibel atau mudah ditekan, dalam pembicaraan
tentang gas, semua gas dibagi menjadi dua jenis :
a.
Gas ideal yaitu gas
yang mengikuti secara sempurna.
Hukum-hukum
gas (Boyle, gay lussac, dsb)
b.
Gas non ideal atau
nyata yaitu gas yang hanya mengikuti hukum-hukum gas pada tekanan rendah.
Gas ideal sebenarnya
tidak ada, jadi hanya merupakan gas hipotesis. Semua gas sebenarnya tidak
nyata. Pada gas ideal dianggap, bahwa molekul tidak tarik menarik dan volume
molekulnya dapat diabaikan terhadap volume gas itu sendiri atau ruang yang
ditempati. Sifat ideal ini hanya didekati oleh gas berartom satu pada tekanan
rendah dan pada temperatur yang relatif tinggi. Bila digunakan harga STP (1 atm
00C atau 273 k) dan kita ambil 1 mol gas, maka volume gasnya dapat
diukur yang kita sebut volume molar pada STP, karena merupakan voluem dari 1
mol gas pada tekanan 1 atm dan o0C. bila kita lakukan hal ini untuk
berbagai gas terlihat harganya berbeda-beda karena memang gas nyata bukan “gas
ideal”. Dari berbagai pengukuran volume rata-rata ditempat oleh satu mol gas
pada STP = 24 L. maka harganya ini diambil untuk volume molar dari gas ideal
dengan menggunakan harga-harga tersebut, dapat dihitung dengan R.
R
=
=
Konstanta R angkanya
dapat berbeda tergantung dari satuan yang digunakan dalam menyatakan tekanan
dan volume (Brady, 1999 : 483).
Hukum – hukum yang
berkaitan dengan gas meliputi :
1.
Hukum Boyle
Boyle mengatakanbahwa
jika suhu dijaga konstan maka volume (v) sampel gas berkurang seiring dengan
bertambahnya tekanan luar,yakni tekanan atmosfer plus tekanan akibat penambahan
air raksa. Pernyataan Hukum Boyle volume gas pada suhu tetap berbanding
terbalik secara proporsional dengan tekanannya. Hasil tekanan dan volume suatu
gas pada suhu tetap adalah konstan.
2.
Hukum Charles dan Gay
Lussac
Jeagues Charless dan
Gay Lussac mengamati bahwa tekanan tetap suatugas akan mengembang bila
dipanaskan dan sebaliknya menyusut bila didinginkan. Hukum Charless dan Gay
Lussac berbunyi “volume suatu gas pada tekanan tetap proporsional dengan suhu
absolutnya”.
3.
Hukum Avogadro
Berdasarkan hasil
penyelidikan Boyle,Charless dan Gay Lussac Amedeo Avogadro mennagjukan
hipotesis bahwa “pada suhu dan tekanan yang sama,semua gas mengandung jumlah
molekul (atom) yang sama.”oersamaan umum gas : empat kuantitas (variabel) yang
secara lengkap sejumlah tertentu gas:M,V,T dan P. Banyaknya yang ada juga dapat
dinyatakan dalam banyaknya mol (n) sebagai ganti massanya. Volume suatu gas
sebanding langsung dengan banyaknya mol yang ada. Jumlah mol n pada temperatur
yang mutlak berbanding terbalik dengan P. Gabungannya dalam satu pernyataan
dari hukum Boyle,Charless,Gay Lussac dan Avogadro ini disebut hukum gas
ideal,secara matematis (Pudjaatmaka,
1998 : 263) :
P.V = n.R.T
Campuran
gas : misalnya suatu campuran menempatisebuah wadah pada suhu tertentu. Kita
dapat definisikan tekanan parsial sebuah gas seolah-olah tekanan gas
ditimbulkan sendiri jika ia berada dalam wadah itu. Hukum Dalton kemungkinan menyatakan bahwa tekanan total
adalah jumlah tekanan parsial setiap gas. Hukum ini berlaku pada kondisi yang
sama seperti hukum gas ideal itu sendiri dengan pendekatan tekanan
sedang,tetapi cermat jika tekananya diturunkan (Oxtoby, 2001:106).
Koefisian reaksi menyatakan perbandingan
mol-mol dari zat-zat yang ada dalam reaksi. Dalam hal reaksi gas,koefisien
reaksi juga menyatakan perbandingan volume gas yang terlibat reaksi awal pada
P,T yang sama (menurut Hukum Gay-Lussac). Hubungan antara volume gas standar
dengan jumlah mol. Hubungan volume molar gas menunjukkan volume 1 mol gas pada
keadaan standar ( Wahyuni, 2003 : 23).
C.
ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1.
Alat-alat Praktikum
a.
Bunsen
b.
Dongkrak
c.
Gelas erlenmeyer
250 ml
d.
Gelas ukur 250 ml
e.
Gelas arloji
f.
Klem
g.
Labu alas bundar
500 ml
h.
Pipa
i.
Selang
j.
Spatula
k.
Statif
l.
Tabung reaksi
m.
termometer
n.
Timbangan analitik
2.
Bahan-bahan
Praktikum
a.
Aquades
b.
KClO3 (s)(Kalium
klorat)
c.
MnO2 (s)(Mangan
Oksida)
D. PROSEDUR
PERCOBAAN
1.
Ditimbang satu
tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.
Dimasukkan 1,2 gr
KClO3/MnO2 ke dalam tabung reaksi tersebut,kemudian
timbang lagi dengan teliti.
3.
Diisi labu alas
bundar dengan air dan dimasukkan sedikit air kedalam labu erlenmeyer.
4.
Diisikan air
kedalam labu ukur dengan gelas ukur dan erlenmeyer dengan cara ditiup dari
ujung pipa yang dihubungkan dengan tabung reaksi.
5.
Dikeluarkan
gelembung udara yang terdapat diantara labu ukur dan erlenmeyer dengan cara
menaikkan atau menurunkan labu ukur atau erlenmeyer.
6.
Dijepit tabung
reaksi dengan klem yang akan menghubungkan labu ukur dan labu erlenmeyer.
7.
Dipasang tabung
reaksi.
8.
Dongkrak dibuka dan
di naikturunkan erlenmeyer hingga permukaan air dalam labu ukur dan erlenmeyer
sama tingginya. Jepit lagiselang dengan klem.
9.
Dipindahkan
erlenmeyer dengan hati2 sehingga air tidak menetes.
10.
Dibersihkan
erlenmeyer dan diletakkan hati-hati pipa dalm bejana erlenmeyer.
11.
Dipanaskan tabung
reaksi dengan hati-hati sehingga oksigen mengalir kedalam labu ukur. Dipanaskan
kikra-kira 5 menit sehingga semua KClO3 terurai.
12.
Jika oksigen tidak
terurai lagi,dipindahkan pembakar dan biarkan sampai semua alat mencapai suhu
kamar.
13.
Jika telah
dingin,selang dijepit dan dipindahkan erlenmeyer.
14.
Diukur suhu gas
dalam labu ukur dengan termometer dengan hati-hati dan termometer jangan sampai
terkena air.
15.
Diukur volume air
dalam erlenmeyer dengan gelas ukur.
16.
Dicatat kedudukan
termometer dan KClO3/MnO2 yang sudah dipanaskan,ditimbang
kembali dan dicatat.
E. HASIL
PENGAMATAN
NO
|
PROSEDUR PERCOBAAN
|
HASIL PENGAMATAN
|
1
|
Tabung reaksi kosong ditimbang dengan neraca analitik
|
Berat tabung reaksi
=7,87 gram
|
2
|
KClO3 dan MnO3 ditimbang
|
Tabung + KClO3 + MnO2
=9,06 gram
|
3
|
Dimasukkan air ke dalam labu alas bundar dan gelas
erlenmeyer
|
|
4
|
Dipasang set alat penentuan volume molar, dihubungkan
selang dengan labu alas bundar, selang dengan gelas Erlenmeyer dipasangkn
klem,ditiup sampai tidak ada gelembung .
|
|
5
|
Dihubungkan selang dengan tabung reaksi yang di
dalamnya MnO3 dan KClO3.
|
|
5
|
Dipanaskan dengan Bunsen selama 5 menit
|
|
7
|
Klem dibuka, biarkan air mengalir sampai berhenti
mengalir
|
T=32
|
8
|
Diukur volume air dalam labu ukur dengan gelas ukur
|
Volume air = 55 ml
|
9
|
Tabung reaksi ditimbang kembali
|
KclO3 + MNO3 (setelah dipanaskan)
= 8,83 gram
|
F.
ANALISIS DATA
1.
Gambar Alat
Praktikum
Keterangan :
A.
Labu alas bundar
B.
Gelas erlenmeyer
C.
Klem
D.
Dngkrak
E.
Bunsen
F.
Penjepit labu alas
bundar
G.
Statif
H.
Termometer
I.
Tabung reaksi
J.
Selang penghubung
erlenmeyer
K.
Selang
L.
Aquades
M.
KClO3
dan MnO2
2.
Persamaan Reaksi:
2 KClO3(s)
Mno2 2KCl(s)
+ 3O2(g)
3.
Perhitungan
a.
Tetapan Gas
Diketahui:
−
Massa tabung reaksi
kosong = 7,87 gram
−
Massa KClO3
+ MnO2 = 1,19 gram
−
Massa tabung reaksi
+ (KClO3 + MnO2) = 9,06 gram
−
Voleume H2O = 55 mL
−
Massa tabung reaksi
+ (KClO3 + MnO2) setelah dipanaskan
= 8,83 gram
−
T O2 =
32
= 305 K
−
Massa O2
= (massa tabung kosong + massa KClO3 + MnO2) – (massa tabung + KClO3 +
MnO2 setelah dipanaskan)
= 9,06-8,83
=0,23 gram
−
Mol O2 =
=
=
0,007 mol
a.
Penentuan tetapan
gas O2 (R)
Diketahui
: a
= 1,360 L2 atm/mol2
b = 0,0318 L/mol
Persamaan Van Der Waals
nRT
R =
= (1atm +
=
=
= 0,025 L atm/mol K
b.
Penentuan volume
molar O2
P.V
= n.R.T
V
=
=
= 0,053375 L
c.
Persentase O2 dalam
KClO3
Mol
O2 = 0,007 mol
Massa
O2 = 0,23 gram
Reaksi:
2 KClO3(s)
Mno2 2KCl(s)
+ 3O2(g)
Mol KClO3 =
=
=
0,0047 mol
Massa KClO3 = n x
Mr
=
0,0047 x 123,5
=
0,58045 gram
Persentase
O2 dalam KClO3
%
O2 =
=
= 39,65 %
G. PEMBAHASAN
Pada
percobaan ini bertujuan untuk menentukan tetapan gas dan volume molar
oksigendengan percobaan yang sederhana yakni dengan pendesakan air oleh gas
yang terbetuk pada saat reaksi berlangsung. Percobaan ini dilakukan pemanasan
KClO3 dan MnO2 dimana MnO2 sebagai katalis
yang dapat mempercepat reaksi. Saat gelembung gas air dimasukan ke air,
penguapan air menambah tekanan pada agas, akibatnya air yang ada di albu alas
bundar akan terdesak dan akan mengalir menuju gelas erlenmeyer.
Ketika KClO3 + MnO2 dipanaskan mengalami massa yang berkurang, ini disebabkan
karena kandungan O2 yang ada di dalamnya teruarai sehingga dari
penimbangan dihasilkan massa O2 yaitu 0,23 gram. Berdasarkan
perhitungan R yaitu 0,025 atm.L/mol.K, berbeda dengan R yang sudah ditetapkan
yaitu 0,082 L.atm/mol.K. Perbedaan atau selisih ini disebabkan oleh
ketidaktelitian pada saat praktikum yaitu kesalahan dalam pengukuran atau pada
perhitungan pada saat itu.
Volume molar
O2 sesuai perhitungan adalah 0,053 L sedangkan pada standar STP
adalah 22,4 L, perbedaan nilai ini adalah disebabkan oleh adanya kekeliruan
ketika menggunakan perkiraan waktu, ataupun perhitungan yang lainnya sehingga
data yang dihasilkan tidak begitu mendekati nilai standar, disebabkan juga oleh
proses pembakaran KClO3 + MnO2 yang
sempat terhambat karena alat pemanas padam (bunsen).
H.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menentukan
volume molar O2 dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan gas
ideal pada suhu dan tekanan standar. Sedangkan tetapan gas dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan Van der Walls yaitu:
Gas dalam ruang tertutup
memiliki tekanan tertentu dan mengisi semua ruang tertutup. Penentuan
tetapan R dan volume molar menggunakan penerapan hukum-hukum gas, sehingga
didapatkan tetapan R sebesar 0,025 atm.L/mol.K. Volume molar oksigen didapatkan
sebesar 0,053 L dengan persentassi oksigen dalam KClO3 sebesar 39,65
%.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, james E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur.
Jakarta : Binarupa Aksara.
Oxtoby,David
W,H,P,dkk.2001. Prinsip-Prinsip Kimia
Modern Edisi Ke-4 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Purwoko, Agus Abh.
2006. Kimia Dasar 1. NTB : Mataram
University Press.
Pudjaatmaka, A. H.1998.
Ilmu-Ilmu untuk Universitas. Jakarta
: Erlangga.
Wahyuni, Sri. 2003. Kimia Master . Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar