Malaikat Hidupku
Dalam tatap langit
Sebuah lukisan abstrak terlukis
Malam kelam
Hamparan bintang berkedip
Kuingin malam ini tak terhenti adanya
Biarkan terus bergema
Kadang orang tak mau pikir panjang
Tak mau peduli
Tak mau tahu
Tak mau menengok ke belakang
Tentang kepedihanku malam lalu
Hatiku berteriak
Terkikiskan
Luka itu begitu menyayat
Percikan itu….
Hati tercabik
Terasa tercakar-cakar
Perlahan tetes-tetes butiran bening
mengalir bak derasnya air hujan
Bisikan malam terus mengusik
Angin menerobos di sela-sela legan baju
Kala nafas tak lagi terhembuskan
Malam….
Sampaikan salamku padanya
Tuturkan bahwa aku ingin dalam dekapan
hangatnya
Setiap saat
Hingga aku sadar betapa berharganya
Betapa mulia dirinya
Karena ia tercipta begitu sempurna
Umpama permata di lautan sana
Umpama air di kala dahaga
Umpama lentera di malam gelap gulita
Umpama bintang yang menemani malam
Umpama bulan yang indah menawan
Namun ia lebih sempurna dari itu
Karena ia malaikat hidupku
Tapi aku tahu sebuah gejolak hanyalah
sepenggal kisah
Maafkan aku yang
Biarkan cahaya mentari itu terus
bersinar tanpa sebuah harapan
Cahaya mentari itu
Hanya mampu bersinar dalam kesia-siaan
Membuihkan embun
Hadirnya bawa kecerahan
Tak semudah lara terlupakan
Kerikil sedemikian banyak kusandung
Kurengkuh derita
Jika semua adalah hati
Tak perlu lagi segala yang jahat
Terjang jurang kudaki
Arus kulewati
Jalan kutapaki
Orang tak pernah peduli
Selain hanya dirinya
Yang kunanti
Tuturku terpatahkan
Kapan aku harus berkata
Sedang mulutkupun sering lupa
Ku tak ingin bunga-bunga berguguran
Sepertinya
langkah kaki akan terhenti dalam
Menghayati
sunyi hati
Cepatlah
pulang
hingga merekah syukur di hati
hingga merekah syukur di hati
Sadar
Bahwa
kau memang malaikat hidupku….
(Bunda….)
#Episode lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar