ACARA
I
PEMISAHAN
DAN PEMURNIAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.
Tujuan Praktikum : Untuk mempelajari teknik pemisahan dan
pemurnian suatu zat
dari campurannya.
2.
Waktu Praktikum : Jumat, 5 Oktober 2012
3.
Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III,
Fakultas Matematika
dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Kebanyakan
materi yang terdapat di bumi ini tidak
murni, tetapi berupa campuran dari berbagai komponen. Contohnya, tanah
terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair dan gas.
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari campurannya. Campuran
dapat dipisahkan memlalui peristiwa fisika atau kimia, satu komponen atau lebih
direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik
pemisahan campuran pada jenis, wujud dan sifat komponen yang terkandung di
dalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat
dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari porinya yang
besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput
semipermeabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari
pelarutnya. Campuran homogen, seperti alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan
dengan saringan, karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring da
selaput semipermeabel. Campyran seperti itu dapat dipisahkan dengan cara fisika
yaitu destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromaografi (Syukri, 1999:15).
Destilasi
adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan titik
didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan destilasi
bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti
pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya
apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih
tinggi). Misalnya pengolahan air tawar dan air laut. Sementara destilasi
bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada kolom
fraksionasi. Kolom fraksionasi terdiri atas beberapa plat yang lebih tinggi
lebih banyak mengandung cairan yang mudah menguap, sedangkan cairan yang tidak
mudah menguap lebih banyak dalam kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah
pemisahan campuran alkohol-air, pemurnian minyak bumi dan lain-lain
(Syarifudin, 2008:10).
Rekristalisasi
merupakan teknik pemisahan berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan
itu harus cukup besar dan sebaiknya kompnen yang akan dipisah berwujud padat
dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari
air karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam
bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikt. Pemanasan dihentikan
saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal gara secara
perlahan. Setelah pengkristalan sempurna, garam dapat dipisahkan dengan
menyaring (Syukri, 1999:16).
Selain
itu terdapat pula teknik pemisahan dan pemurnian yaitu dekantasi, filtrasi,
sublimasi, ekstraksi, adsorbsi dan koagulasi. Dekantasi adalah proses pemisahan
padatan dari cairan. Padatan dibiarkan turun dari dasar labu, kemudian
cairannya dituangkan dengan hati-hati agar padatan tidak terganggu. Filtrasi
adalah proses pemisahan padatan dari cairan dengan menggunakan bahan perpori
yang hanya dapat dilalui oleh cairan.
Sublimasi merupakan teknik pemisahan dan pemurnian suatu zat dari campurannya
dengan jalan memanaskan campuran sehingga dihasilkan sublimat (kumpulan materi
pada tempat tertentu yang terbentuk dari fasa padat ke fasa gas dan kembali
lagi ke fasa padat. Ekstraksi merupakan pemisahan campuran dengan cara
ekstraksi berdasakan perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda.
Koagulasi adalah proses pengendapan koloid. Dan adsorbsi adalah kemampuan zat untuk
menyerap gas, cairan atau zat terlarut pada permukaannya (Budiman, 2005 : 21).
Dalam
proses pemanasan dapat ditambahkan batu didih (boiling chips). Batu didih
merupakan benda yang kecil, bentuknya tidak rata dan berpori yang biasanya
dimasukkan ke dalam cairan yang dipanaskan. Biasanya batu didih terbuat dari
bahan silika, kalsium, karbonat, porselen maupun karbon. Batu didih sederhana
biasa dibuat dari pecahan-pecahan kaca, keramik maupun batu kapur, selama bahan
tersebut tidak biasa larut dalam cairan yang dipanaskan. Fungsi penambahan batu
didih ada 2 yaitu : untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada
seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih. Pori-pori dalam
batu didih akan memnbantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke
permukaan larutan. Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi
superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas
yang bisa menimbulkan letupan atau ledakan. Batu didih tidak boleh dimasukkan
pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada
larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah
yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan ledakan atau kebakaran.
Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu mulai
dipanaskan. Jika batu didih akan dimsukkan di tengah-tengah pemanasan, maka
suhu cairan harus diturunkan terlebih dahulu. Sebaiknya batu didih tidak
dipergunakan secara berulang-ulang karena pori-pori dalam batu didih bisa
tersumbat zat pengotor (Khasani, 1990:11).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1.
Alat-alat Praktikum
a.
Alat destilasi biasa
b.
Cawan Penguap
c.
Gelas kimia 100 ml
d.
Gelas kimia 200 ml
e.
Hot plate
f.
Labu erlenmeyer
g.
Penjepit
h.
Pipet tetes
i.
Saptula
j.
Tabung reaksi
k.
Gelas ukur
l.
Termometer
2.
Bahan-bahan Praktikum
a.
Alkohol (C2H5OH)(aq)
b.
Aquades (H2O)(aq)
c.
Batu didih
d.
Bubuk kapur (CaCO3)(s)
e.
Garam dapur kotor
(NaCl)(s)
f.
Iodium (I2)(s)
g.
Kloroform (CHCl3)(aq)
h.
Tembaga sulfat (CuSO4)(s)
i.
Tissue
D.
PROSDUR
PERCOBAAN
1.
Filtrasi (penyaringan)
dan sentrifugasi (proses pengendapan) bubuk kapur (CaCO3)
a.
Dimasukkan 3 sendok bubuk
kapur (CaCO3) ke dalam gelas kimia (tempat untuk melarutkan zat yang
tidak membutuhkan ketelitian yang tinggi) yang berisi aquades (H2O)
± 25 ml, diaduk.
b.
Sebagian isi dituang
kedalam 2 tabung sentrifugasi (tabung yang digunakan dalam pemutaran) atau tabung
reaksi, lalu disentrifugasi
(diendapkan). masing-masing 5 ml.
c.
Dipisahkan sentrat
(hasil sentrifugasi) dari endapan dengan cara dekantasi (proses pengendapan).
d.
Bagian isi lainnya (15
ml) dalam gelas kimia disaring dengan menggunakan kertas saring dan filtrat (hasil saringan) ditampung.
e.
Dibandingkan filtrat
(hasil saringan) dan sentratnya (hasil sentrifugasi).
2.
Rekristalisasi (teknik
pemisahan berdasarkan titik beku komponen) garam dapur kotor (NaCl)
a.
Dilarutkan garam dapur
(NaCl) dengan aquades (H2O) sedikit mungkin.
b.
Larutan garam disaring
dan filtratnya (hasil saringan) diuapkan dengan gelas kimia sampai kering dan
membentuk kristal NaCl baru.
c.
Setelah mengkristal,
pemanasan dihentikan.
d.
Dibandingkan garam
(NaCl) sebelum dan sesudah proses.
3.
Rekristalisasi (teknik
pemisahan berdasarkan titik beku komponen) CuSO4 atau tembaga (II)
sulfat
a.
Dilarutkan 1 gram
tembaga (II) sulfat (CuSO4) ke dalam sedikit aquades (H2O).
b.
Ditambahkan batu didih
3 butir dan diuapkan hingga membentuk kristal baru.
c.
Dibandingkan CuSO4
sebelum dan sesudah proses.
4.
Ekstraksi Iodium (I2)
a.
Dimasukkan beberapa
butir iodium (I2) ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml aquades (H2O),
dikocok dan diperhatikan warnanya.
b.
Larutan disimpan di
lemari asam dan ditetesi beberapa tetes CHCl3 (kloroform).
c.
Larutan dikocok dengan
cara membenturkan dasar tabung dengan telapak tangan.
d.
Diamati perubahan yang
terjadi.
5.
Destilasi (pemisahan
menggunakan perbedaan titik didih) C2H5OH 96%
a.
Dilarutkan 10 ml
alkohol (C2H5OH) dengan 5 ml aquades (H2O) ke
dalam gelas kimia.
b.
Hasil campuran larutan
kemudian dipindahkan ke labu alas bundar.
c.
Dipasang set alat
destilasi biasa kemudian larutan didestilasi sampai suhu ruangan pada labu alas
bundar di bawah 90ºC.
d.
Hasil destilat
ditampung pada gelas erlenmeyer dan diukur volumenya.
E. HASIL PENGAMATAN
No.
|
Prosedur
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Filtrasi
dan Sentrifugasi
Bubuk
kapur (CaCO3) 3 sendok + H2O 25 ml
|
v Larutan
CaCO3+Aquades yang difiltrasi menghasilkan filrat yag jernih
(bening).
v Larutan
5 ml campuran dari CaCO3+Aquades setelah disentrifugasi
menghasilkan endapan dan sentrat.
v Sehingga
perbedaan antara hasil filtrasi (filtrat) dengan hasil sentrifugasi (sentrat)
adalah filtrat lebih jernih dan sentrat lebih keruh.
|
2.
|
Rekristalisasi
Garam Dapur Kotor
v Dicampur
NaCl + H2O
v Larutan
difiltrasi
v Dipanaskan
dengan hot plate.
|
v Garam
dapur yang kotor setelah difitrasi dan diuapkan menghasilkan kristal-kristal
garam baru yang lebih bersih.
|
3.
|
Rekristalisasi
CuSO4
v Dicampur
1 gr CuSO4 + H2O
v Dimasukkan
batu didih
v Dipanaskan
dengan hot plate
|
v Warna
CuSO4 + H2O = biru muda dan menghasilkan letupan yang
merata saat dipanaskan dan warna yang lebih tua dari semula.
|
4.
|
Ekstraksi
Iodium
v Beberapa
butir I2 + H2O 5 ml
v Dikocok
dan perhatikan warna.
v Dimasukkan
dalam lemari asam.
v Ditetesi
CHCl3
v Dikocok
dan perhatikan perubahannya.
|
v Warna
I2 + H2O = kekunigan kusam.
v Setelah
ditetesi kloroform warna menjadi lebih kuning kusam, dan di dasarnya
terbentuk endapan gel berwarna ungu seperti minyak.
|
5.
|
Destilasi
alcohol 96 %
v Dicampurkan
C2H5OH 10 ml + H2O 5 ml.
v Dipindahkan
ke labu alas bundar.
v Pasang
set alat destilasi.
v Panaskan
di atas soxhlet.
|
v Mengamati
komponen yang ada pada alat destilasi biasa
|
F.
ANALISIS
DATA
1.
Gambar set alat
destilasi biasa
Keterangan
gambar beserta fungsinya :
1.
Termometer
2.
Air keluar
3.
Labu alas bundar
4.
Kondensor liebig
5.
Air dingin masuk
6.
Panas
7.
Destilat
8.
Air dingin
2.
Perhitungan
Diketahui
:
a.
Volume destilasi= 13 ml
b.
Volume aquades=5 ml
c.
Volume etanol= 15 ml
d.
Konsentrasi alkohol=96
%= konsentrasi etanol 96 %
Penyelesaian
:
a.
Vetanol murni
Vetanol
murni = Vetanol mula-mula x % etanol
=
15 ml x 96 %
=
14,4 ml
b.
% alkohol dalam
campuran
%
alkohol dalam campuran = Vetanol
murni x 100%
Vcampuran
=
14,4 ml x 100%
19,4
ml
=
74,22 %
c.
%
volume destilasi = Vdestilasi x 100%
Vetanol murni
=90,27 %
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum acara 1 yaitu
pemisahan dan pemurnian ini, dilakukan beberapa percobaan untuk memisahkan
suatu zat dari campurannya. Beberapa cara pemisahanyang digunakan pada
praktikum ini adalah filtrasi (penyaringan), sentrifugasi, rekristalisasi,
ekstraksi dan destilasi.
Pada percobaan pertama yaitu proses
filtrasi dan sentrifugasi pada larutan kapur (CaCO3). Untuk memisahkan
campuran ini digunakan dua cara yaitu filtrasi dan sentrifugasi, yang kemudian hasil
sentrat dan filtratnya dibandingkan. Hasil yang diperoleh adalah filtrat air
kapur yaitu cairan yang jernih dan bening sedangkan sentrat air
kapur cair yang sedikit keruh. Ini menunjukkan tingkat kejernihan dengan
menggunakan filtrasi dan sentrifugasi adalah berbeda. Jika dibandingkan maka
filtrat air kapur lebih jernih dibandingkan dengan sentrat air kapur. Ini
terjadi karena filtrasi menggunakan keras saring sehingga endapan-endapan kapur
dapat tertahan pada kertas saring yang terbuat dari bahan berpori dan
teksturnya kasar. Sedangkan dengan
proses sentrifugasi, sentrat yang dihasilkan dengan pemutaran dan pemisahan
partikel menurut massa molar yang paling besar ke bawah, sehingga molekul yang
lebih ringan berada lebih dekat ke permukaan dan menghasilkan sentrat air kapur
yang sedikit keruh.
Pada percobaan kedua yaitu proses pelarutan garam dapur kotor dan ditimbangkan
kemudian dicampurkan dengan aquades dihasilkan garam yang awalnya kotor
berwarna keabuan berubah menjadi kristal garam yang lebih bersih dan lebih
halus dari sebelumnya. Hal ini disebabkan karena adanya proses filtrasi sebelum
garam diuapkan. Pada saat filtrasi butir-butir pengotornya akan tertinggal pada
kertas saring yang berpori sehingga garam yang dihasilkan lebih bersih dan
jernih serta butiran-butirannya kecil dan halus.
Pada percobaan ketiga yaitu
rekristalisasi CuSO4. Larutan aquades yang dicampurkan dengan padatan CuSO4 yang berwarna biru kemudian dipanaskan dan
ditambahkan batu didih dihasilkan padatan CuSO4
yang awalnya berwarna biru tua
berubah menjadi lebih muda yaitu
warna biru muda. Hal ini disebabkan karena pada saat pemanasan CuSO4
memudar akibat kandungan air bertambah. Tembaga (Cu) termasuk unsur golongan
transisi yang memiliki sifat khas yaitu membentuk senyawa berwarna baik dalam
bentuk padatan maupun larutan sehingga padatan CuSO4 yang berada di
dalam aquades tetap berwana biru meski berubah menjadi lebih muda. Zat yang
berwarna apabila zat itu menyerap sebagai warna dan perpaduan warna yang
dipantulkan bukan warna yang diserap dan kandungan air tertentu. Pada
percobaan dicelupkan batu didih yang berfungsi untuk meratakan panas sehingga
panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan utuk menghindari titik
lewat didih. Pori-pori dalam batu didih akan membantu penangkapan udara pada
larutan dan melepasnya ke permukaan larutan dan
ini akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung
kecil pada batu didih. Tanpa batu didih maka larutan yang dipanaskan akan
menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap
panas yang bisa menimbulkan letupan atau ledakan.
Pada percobaan ke empat yaitu ekstraksi
iodium (I2) yang padat berwarna kecoklatan, yang
dimasukkan ke dalam aquades dihasilkan Iodium ditambahkan kloroform (CHCl3)
yang menghasilkan cairannya menjadi berwarna kekuningan (kusam), setelah
dicampurkan dengan 1 ml kloroform warna berubah menjadi lebih pekat (kuning tua
kecoklatan) didasarnya yaitu suatu minyak warna ungu tua dengan cairan di
atasnya berwarna kuning pekat. Iodium tidak dapat larut di dalam aquades karena
Iodium merupakan salah satu unsur halogen yang molekulnya bersifat
nonpolar sehingga Iodium tidak reaktif dan
sukar larut dalam air karena air bersifat
polar. Namun unsur halogen akan larut dalam pelarut
nonpolar tidak beroksigen seperti koroform (CHCl3). Sehingga setelah ditetesi kloroform terbentuk endapan gel
berwarna ungu kepekatan. Terbentuknya endapan tergantung kelarutan zat di dalam
pelarut, semakin rendah maka semakin rendah dan mudah pencapaian larutan
jenuhnya.
Pada percobaan kelima yaitu percobaan yang terakhir adalah destilasi
biasa, namun di dalam percobaan yang ke lima ini kita
hanya memahami ala-alat destilasi atau komponen dan fingsinya yaitu jika
menggunakan alat destilasi biasa maka hasilnya adalah cairan yang lebih bening
dan jernih. Proses kerja destilasi menggunakan perbedaan titik didih dua laruta
atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap lebih dahulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, kita
dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen dari komponen secara
bertahap. Dan pengembunan terjadi dengan mengalirkan uap ke tabung pendingin.
Titik didih etanol adalah 78
sedangkan aquades 100
.
H. PENUTUP
Berdasarkan
percobaapercobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemisahkan dan
pemurnian suatu zat dari campurannya dapat dilakukan dengan cara filtrasi,
sentrifugasi, rekristalisasi dan destilasi. Filtrasi adalah teknik pemisahan
biasa dengan menggunakan kertas saring. Teknik pemisahan rekristalisasi berdasarkan
perbedaan titik beku komponen. Sedangkan teknik pemisahan destilasi berdasarkan
perbedaan titik didih.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Budiman. 2005. Kimia. Bandung : Yrama Widya.
Imam Khasani, Soemanto. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia.
Jakarta : Gramedia.
Syarifudin. 2008. Kimia. Tangerang : Scientific Press.
Syukri. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar