Sabtu, 22 Desember 2012

Laporan Praktikum Kimia Dasar 1



ACARA III
TERMOKIMIA

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
   1. Tujuan Praktikum     : a. Untuk mempelajari perubahan energi pada reaksi kimia.
                                          b. Untuk mengukur perubahan kalor dengan percobaan sederhana.
   2. Waktu Praktikum     : Jum’at, 19 Oktober 2012
   3. Tempat Praktikum    : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III,  Fakultas Matematika dan
Ilmu  Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Pada proses eksotermis yang terjadi antara suatu oksida logam dan suatu logam murni aktif. Logam semakin reaktif mengurangi oksida logam, pengoksidasian dan pelepasan sejumlah energi dari zat sepanjang reaksi. Panas mempunyai peranan penting dalam kimia. beberapa reaksi kimia seperti pembakaran minyak atau gas alam dalam tungku atau reaksi besi (III) oksida dengan aluminium dalam proses termit, mengeluarkan banyak panas. Pegukuran dan prediksi pengaruh panas terhadap dua istilah yan penting, yaitu system dan lingkungan. Ketika suatu benda menyerap panas, maka temperaturnya naik. Kapasitas panas (Cp) denda didefinisikan sebagai “jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperaturnya dengan satu satuan temperatur pada tekanan konstan. Rumus kapasitas panas adalah perbandingan dari panas yang diserap q, menghasilkan perubahan temperatur .

Kapasitas panas = Cp =  
Kapasitas panas selalu bernilai positif, karena q dan  kedua-duanya selalu bermuatan positif atau kedua-duanya selalu bermatan negatif (Prasetiawan, 2009:88).
Panas dan kerja, keduanya adalah bentuk perpindahan energy ke dalam atau keluar system; maka dapat dibayangkan sebagai energy dalam keadaan singgah. Jika perubahan energy disebabkan kontak mekanik system dengan lingkungannya, maka kerja dilakukan : jika perubahan itu disebabkan oleh kontak kalor (menyebabkan perubahan suhu), maka kalor dipindahkan. Dalam banyak proses, kalor dan keduanya menembus batas system, dan perubahan energy dalam system adalah jumlah dari kedua kontribusi itu. Pernyataan ini disebut hukum pertama termodinamika, yang mempunyai rumus matematika :
E = q + w
Suatu system dapat dibayangkan mengandung kerja atau kalor, sebab kerja dan kalor keduanya mengacu bukan pada keadaan system, tetapi pada proses yang mengubah suatu keadaan kedalam lainnya. Perubahan keadaan yang sama dari system dapat dilakukan dengan memindahkan kalor ke system tanpa melakukan kerja sehingga : E = q + w. karena q dan w tergantung pada proses tertentu atau (lintasan) yang menghubungkan keadaan, maka mereka bukanlah fungsi keadaan (Oxtoby, 2001: 197).
Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai kalor. Jadi, lebih tepat apabila istilah disebut kalor reaksi. Alat yang dipakai untuk mengukur kalor reaksi disebut kalorimeter. Ada beberapa macam bentuk alat ini, yaitu kalorimeter volume-konstan dan kalorimeter tekanan-konstan. Kalorimeter volume-konstan biasanya digunakan untuk mengukur kalor pembakaran dengan menempatkan senyawa yang massanya diketahui ke dalam wadah baja yang diisi dengan oksigen pada tekanan 30 atm. Sementara itu peralatan yang lebih sederhana dibandingkan kalorimeter volume-konstan adalah kalorimeter tekanan-konstan yang digunakan untuk menentukan perubahan kalor untuk reaksi selain pembakaran. Kalorimeter tekanan-konstan yang terbuat dari dua cangkir kopi styrofoam. Cangkir luar membantu menyekat campuran reaksi dari lingkungan. Dua macam larutan yang diketahui volumenya yang mengandung reaktan pada suhu yang sama dicampurkan secara hati-hati dalam kalorimeter. Kalor yang dihasilkan atau diserap oleh reaksi dapat ditentukan dengan mengukur perubahan suhu. Peralatan ini mengukur pengaruh kalor pada berbagai reaksi seperti penetralan asam-basa, kalor pelarutan dan kalor pengenceran. Karena tekanannya konstan, perubahan kalor untuk proses (qreaksi) sama dengan perubahan entalpi (DH) seperti dalam kalorimeter volume-konstan, kita memperlakukan kalorimeter sebagai sistem terisolasi. Lebih jauh lagi, dalam perhitungan kita mengabaikan kapasitas kalor yang kecil dari cangkir kopi. Dalam prinsip kerja kalorimeter dikenal pula istilah tetapan kalorimeter, yaitu jumlah kalori yang diserap oleh kalorimeter untuk menaikkan suhunya sebesar satu derajat. Harga dari tetapan kalorimeter dapat diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap kalorimeter dibagi dengan perubahan suhu pada kalorimeter (Chang, 2004 : 173).
Ditinjau dari jenisnya, terdapat empat jenis kalor, yaitu kalor pembentukan, kalor penguraian, kalor penetralan dan kalor reaksi. Kalor pembentukan ialah kalor yang menyertai pembentukan satu mol senyawa langsung dari unsur-unsurnya. Kalor penguraian (kebalikan kalor pembentukan) adalah kalor yang menyertai penguraian satu mol senyawa langsung menjadi unsur-unsurnya. Kalor penetralan yaitu kalor yang menyertai suatu reaksi dengan koefisien yang paling sederhana. Kalor reaksi dapat ditentukan dengan percobaan laboratorium atau dengan perhitungan.dengan perhitungan ada tiga cara yaitu berdasarkan hukum Hess, data kalor pembentukan standar dan data energi ikatan (Syukri, 1999 : 85).
Menurut G.H Hess panas reaksi (panas yang timbul atau yang diserap) dari suatu reaksi kimia hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir dari reaksi. Tidak bergantung pada bagaimana reaksi tersebut berlangsung. Hal ini berarti bila suatu reaksi dapat berjalan bertingkat, maka panas reaksinya sama besar. Apakah reaksi itu berjalan secara langsung atau bertingkat. Dengan kata lain, bila suatu reaksi berjalan bertingkat atau langsung, maka panas reaksinya sama. Hukum Hess ini sangat berguna, karena dengan menerapkan hukum Hess kita dapat menentukan besarnya perubahan entalpi reaksi-reaksi yang secara langsung sukar untuk ditentukan. Sebagai contoh jika zat A dapat berubah langsung menjadi zat C, tetapi zat A juga dapat berubah menjadi zat B kemudian zat C, maka panas reaksi yang terjadi akan sama. Jadi dengan menggunakan hukum Hess kita dapat menentukan besarnya perubahan entalpi yang sukar dilakukan dengan eksperimen (Aminah, 1988 : 113).
Jika reaksi kimia terjadi pada tekanan konstan, panas diserap dengan perubahan entalpi sistem. Hal ini disebut entalpi reaksi dari proses entalpi reaksi mungkin positif atau negatif. Jika reaksi kimia meningkatkan panas, sistem kehilangan panas, dan panas tersebut hilang pada tekanan konstan adalah berkurangnya dalam entalpi (AH < 0). Reaksi seperti itu dengan ΔH negatif adalah eksotermik. Dalam reaksi endotermik, panas diserap oleh reaksi dari lingkungan membuat Qp dan ΔH positif, hukum Hess dapat digunakan untuk menentukan perubahan entalpi, hukum Hess berbunyi : jika dua atau lebih persamaan kimia bergabung dengan penambahan atau pengurnagan untuk memberikan persamaan kimia baru, kemudian penambahan atau pengurangan perubahan entalpinya, dalam operasi paralel memberikan perubahan entalpi untuk reaksi yang digambarkan oleh persamaan baru (Prasetiawan, 2009 : 84).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-Alat Praktikum
a.       Buret 50 ml
b.      Corong
c.       Gelas Arloji
d.      Gelas Kimia 250 ml
e.       Gelas Ukur 50 ml
f.       Gelas Ukur 100 ml
g.      Kalorimeter
h.      Pipet Tetes
i.        Sendok
j.        Termometer
k.      Statif
l.        stopwatch
m.    Timbangan Analitik
n.      Tissue
2. Bahan-Bahan Praktikum
a.       Aquades (H2O)
b.      Etanol 96% (C2H5OH)
c.       Larutan Asam Klorida (HCl) 2 M
d.      Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 2,05 M
e.       Larutan Tembaga (II) Sulfat (CuSO4) 0,5 M
f.       Padatan Seng (Zn)

D. PROSEDUR PERCOBAAN
      1. Penentuan Tetapan Kalorimeter
a.       Dimasukkan 40 ml air kedalam kalorimeter dengan buret, catat suhunya.
b.      Dipanaskan 40 ml air dalam gelas kimia ± 25-30 derajat di suhu kamar, catat suhunya.
c.       Dicampurkan air panas kedalam kalorimeter, aduk selama 10 menit selang 1 menit setelah pencampuran.
      2. Penentuan Kalor reaksi zn (S) + CuSO4(aq)
a.       Dimasukkan 20 cm3 larutan 0.5 M CuSO4 kedalam kalorimeter.
b.      Catat suhu selama 2 menit dengan selang waktu ½ menit.
c.       Timbang dengan teliti 3-3.10 gr padatan zn (Ar Zn= 65.5).
d.      Dimasukkan padatan zn kedalam larutan CuSO4 atau kalorimeter.
e.       Catat suhu selang waktu 1 menit setelah pencampuran selama 10 menit.
3. Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air
a.       Dimasukkan 18 cm3 air kedalam kalorimeter dengan menggunakan gelas ukur.
b.      Diukur suhu air dalam kalorimeter selama 2 menit dengan selang waktu ½ menit.
c.       Diukur suhu 50 ml etanol dalam buret, dimasukkan dengan tepat 29 cm3 etanol ke dalam gelas kimia menggunakan buret.
d.      Dikocok campuran dalam kalorimeter, dicatat suhu selama 4 menit dengan selang waktu ½ menit.
4. Penentuan kalor penetralan Hcl dan NaOH
a.       Dimasukkan 20 cm3 HCl 2 M ke dalam kalorimeter. Suhu HCl .
b.      Diiukur 20 cm3 NaOH 2.05 M, dicatat suhu (atur sedemikian rupa hingga suhunya sama dengan suhu HCl).
c.       Dicampurkan basa ini kedalam kalorimeter dan catat suhu campurkan selama 5 menit dengan selang waktu ½ menit.

E. HASIL PENGAMATAN
No
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
1.
Penentuan Tetapan Kalorimeter
·         Dimasukkan 40 ml aquades ke dalam kalorimeter dengan gelas ukur, kemudian dicatat suhunya.
·         Dipanaskan 40 ml aquades dalam gelas kimia ± 20C di atas suhu kamar, dicatat suhunya.
·         Dicampurkan aquades yang sudah dipanaskan ke dalam kalorimeter, dikocok atau diaduk, kemudian diamati suhunya selama 10 menit dengan selang waktu 1 menit setelah pencampuran.
Tair dingin = 30C
Tair panas = 45C
T1 = 40C
T2 = 39,5C
T3 = 39C
T4 = 38C
T5 = 37C
T6 = 36,5C
T7 = 36,5C
T8 = 36C
T9 = 35C
T10=34C
2.
Penentuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)
·         Dimasukkan 20 ml larutan CuSO4 0,5 M ke dalam kalorimeter.
·         Dicatat suhu selama 2 menit dengan selang waktu ½ menit.
·         Ditimbang dengan teliti 3-3,10 gram padatan Zn (Ar Zn = 65,5).
·         Dimasukkan padatan Zn ke dalam larutan CuSO4 di dalam kalorimeter.
·         Dicatat suhu selama 10 menit selang waktu 1 menit setelah pencampuran.
T CuSO4
T1 = 31C
T2 = 31C
T3 = 31C
T4 = 31C
Berat Zn = 3,00gr
T CuSO4+Zn
T1 = 35C
T2 = 39C
T3 = 41C
T4 = 42C
T5 = 41C
T6 = 40C
T7 = 39C
T8 = 38C
T9 = 37C
T10= 37C
-          Warna awal CuSO4 adalah biru.
-          Setelah dicampurkan dengan padatan Zn warna larutan berubah menjadi hitam pekat.
3.
Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air
a.        Dimasukkan 18 ml aquades ke dalam kalorimeter menggunakan gelas ukur.
Diukur suhu aquades dalam kalorimeter selama 2 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
Diukur suhu etanol dalam buret, dimasukkan dengan tepat 29 ml etanol ke dalam kalorimeter.
Dikocok campuran dalam kalorimeter, dicatat suhu selama 4 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
TA aquades = 30C
T1 = 29,5C
T2 = 29,5C
T3 = 30C
T4 = 30C
Tetanol = 31C
Taquades+etanol
T1 =33,5C
T2 =33C
T3 =33C
T4 =33C
T5 =33C
T6 =33C
T7 =33C
T8 =33C
b.      Dimasukkan 27 ml aquades ke dalam kalorimeter menggunakan gelas ukur.
Diukur suhu aquades dalam kalorimeter selama 2 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
Diukur suhu etanol dalam buret, dimasukkan dengan tepat 19,3 ml etanol ke dalam kalorimeter.
¨                 Dikocok campuran dalam kalorimeter, dicatat suhu selama 4 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
·      TA aquades = 30C
T1 = 29,5C
T2 = 29,5C
T3 = 29,5C
T4 = 29,5C
·      Tetanol = 31C
Taquades+etanol :
T1 =34,5C
T2 =34,5C
T3 =34,5C
T4 =34,5C
T5 =34C
T6 =34C
T7 =33,5C
T8 =33,5C

c.       Dimasukkan 36 ml aquades ke dalam kalorimeter menggunakan gelas ukur. Diukur suhu aquades dalam kalorimeter selama 2 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
Diukur suhu etanol dalam buret, dimasukkan dengan tepat 14,5 ml etanol ke dalam kalorimeter. Dikocok campuran dalam kalorimeter, dicatat suhu selama 4 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
·      TA aquades = 30C
T1 = 31C
T2 = 31C
T3 = 31C
T4 = 31C
Tetanol = 31C
·      Taquades+etanol
T1 =34C
T2 =34C
T3 =34C
T4 =34C
T5 =34C
T6 =34C
T7 =34C
T8 =34C

d.    Dimasukkan 36 ml aquades ke dalam kalorimeter menggunakan gelas ukur. Diukur suhu aquades dalam kalorimeter selama 2 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
Diukur suhu etanol dalam buret, dimasukkan dengan tepat 11,6 ml etanol ke dalam kalorimeter.
Dikocok campuran dalam kalorimeter, dicatat suhu selama 4 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
·      TA aquades = 30C
T1 = 29,5C
T2 = 29,4C
T3 = 29,4C
T4 = 29,5C
·      Tetanol = 31C
Taquades+etanol
T1 =34C
T2 =34C
T3 =33,5C
T4 =33,5C
T5 =33,5C
T6 =33,5C
T7 =33C
T8 =33C

e.    Dimasukkan 36 ml aquades ke dalam kalorimeter menggunakan gelas ukur. Diukur suhu aquades dalam kalorimeter selama 2 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
Diukur suhu etanol dalam buret, dimasukkan dengan tepat 5,8 ml etanol ke dalam kalorimeter.
Dikocok campuran dalam kalorimeter, dicatat suhu selama 4 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
·      TA aquades = 30C
T1 = 30,5C
T2 = 30,5C
T3 = 30,5C
T4 = 30,5C
· Tetanol = 31C
Taquades+etanol
T1 =34C
T2 =33C
T3 =33C
T4 =33C
T5 =33C
T6 =33C
T7 =33C
T8 =33C

f.      Dimasukkan 45 ml aquades ke dalam kalorimeter menggunakan gelas ukur.
Diukur suhu aquades dalam kalorimeter selama 2 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
Diukur suhu etanol dalam buret, dimasukkan dengan tepat 4,8 ml etanol ke dalam kalorimeter.
Dikocok campuran dalam kalorimeter, dicatat suhu selama 4 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
·      TA aquades = 30C
T1 = 30C
T2 = 30C
T3 = 30C
T4 = 30C
·      Tetanol = 31C
Taquades+etanol
T1 =33C
T2 =33C
T3 =33C
T4 =33C
T5 =33C
T6 =32C
T7 =32C
T8 =32C
4.
Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH
·         Dimasukkan 20 ml HCl 2 M ke dalam kalorimeter. Dicatat kedudukan termometer.
·         Diukur 20 ml NaOH 2,05 M, dicatat suhunya (diatur sedemikian rupa sehingga suhunya sama dengan suhunya HCl).
·         Dicampur HCl dan NaOH ke dalam kalorimeter dan dicatat suhunya selama 5 menit dengan selang waktu 1/2 menit.
T HCl = 29C
T NaOH = 30C
T HCl+NaOH :
T1 = 37C
T2 = 40C
T3 = 41C
T4 = 42,5C
T5 = 43C
T6 = 43C
T7 = 44C
T8 = 44C
T9 = 44,5C
T10= 45C

F. ANALISIS DATA
- Persamaan Reaksi
a.    H2O (l)  → H2(q) + ½ O2(q)
b.    Zn (s)  + CuSO4(aq)  → ZnSO4(aq) + Cu(S)
c.    C2H5OH(l)  + H2O(l) → C2H4 (aq) + 2H2O(l)
d.   HCl(aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O(l)
Perhitungan
1.      Penentuan Tetapan Kalorimeter
-T0 = Suhu awal air dingin                     :  300C = 303 K
-Tt = Suhu awal air panas                       :  450C = 318 K
-TR = Suhu akhir campuran / Suhu Rata-rata
T1  = 400C = 313 K
T2   = 39,50C = 312,5 K
T3   = 390C = 312 K
T4   = 380C = 311 K
T5   = 370C = 310 K
T6   = 36,50C = 309,5 K
T7   = 36,50C = 309,5 K
T8   = 360C = 309 K
T9   = 350C = 308 K
T10 = 340C = 307 K
-   TR =
=
=
=310,15 K
Ø Suhu yang diserap Kalorimeter (
=
= 318 K – 303 K
= 15 K
Ø Kenaikan Suhu Air Dingin (
=
= 310,15 K – 303 K
= 7,15 K
Ø Penurunan Suhu Aquades Panas (
 =  -
 = 310,15 – 318
 = -7,85 K (reaksi eksoterm)
Diketahui :        aquades  = 1 gr/cm3
                Vaquades  = 40 ml
            maquades =  . V
                        = 1 gr/cm3 . 40 ml
= 40 gr
                                    caquades   = 4,2 J/g.K
Ø Kalor yang diserap aquades dingin (q1 )
q1      = m . c .
= 40 gram . 4,2 J/g.K . 7,15 k
=1201,2 J
Ø Kalor yang diserap aquades panas (q2 )
q2      = m . c .
        = 40 gram . 4,2 J/g.K . (-7,85) K
= -1318,8 J
Ø Kalor yang diserap kalorimeter (q3 )
q3      =
= 1318,8 J – 1201,2 J
= 117,6 Joule
Ø Tetapan kalorimeter  ( K )
K     =
=
= 7,84 J/K


















Ø Grafik (pencampuran aquades panas / dingin) perubahan suhu terhadap waktu.
2.      Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq
  + S                +
Ø Suhu Rata-rata CuSO4 (Ta)
T1 = 31  = 304 K
T2 = 31  = 304 K
T3 = 31  = 304 K
T4 = 31  = 304 K
Ta      =
   =
=
= 307 K
Ø Suhu Rata–rata Campuran
T1 = 350C      = 308 K
T2 = 390C      = 312 K
T3 = 410C      = 314 K
T4 = 420C      = 317 K
T5 = 410C      = 314 K
T6 = 400C      = 313 K
T7 = 490C      = 312 K
T8 = 380C      = 311 K
T9 = 370C      = 310 K
T10= 370C      = 310 K
Tb     =
            =
=
= 312 K
Ø =
= 312 K – 304 K
= 8 K
Ø Kalor yang diserap kalorimeter ( q4 )
q4      = k .
= 22,4 J/K . 8 K
= 62,72 Joule
·     n  Zn=
                 =
                  = 0,04 mol
·      n CuSO4  = M .V
             = 0,5 M .  0,02 L
             = 0,01 mol

 Zn(s)     +     CuSO4(aq)                              ZnSO4(aq)       +      Cu(s)
Mula-mula       :   0,04             0,01                               -                             -
Bereaksi          :   0,01             0,01                               0,01                     0,01
Setimbang       :   0,03              0                                   0,01                     0,01
·     massa ZnSO4 = n ZnSO4 Setimbang x Mr ZnSO4
        = 0,01 x 161,5
        = 1,616 gram
Ø Kalor yang diserap larutan (q5)
    = m ZnSO4 . c. T
= 1,616 gram . 3,52 J/g.K . 8 K
= 45,3376 Joule
Ø Kalor yang dihasilkan reaksi (q6)
q6      =
= 62,72 J + 45,33 J
 = 108,05 joule
Ø Entalpi reaksi  ( r)
=
=
= 2701,25 J/mol
3. Penentuan kalor pelarutan etanol dalam aquades
1.      18  aquades + 29  etanol
Ø  Suhu rata-rata  aquades
T1 = 29,5  = 302,5 K
T2 = 29,5  = 302,5 K
T3 = 30  = 303 K
T4 = 30  = 303 K
TAquades =
                          =
                          =
= 302,75 K
Ø  Suhu Etanol
                    =  + 273 = 303 K
Ø       =
=
= 302,875 K
Ø 𝑆uhu Rata-rata campuran ( )
T1 = 33,5  = 306,5 K
T2 = 33  = 306 K
T3 = 33  = 306 K
T4 = 33  = 306 K
T5 = 33  = 306 K
T6 = 33  = 306 K
T7 = 33  = 306 K
T8 = 33  = 306 K
      =
      =
= 306,06 K
Ø       =
= 306,06 K – 302,87 K
= 3,19 K
Ø Kalor yang diserap aquades (q7)
 Aquades                 =1 gr/cm3
Vaquades              = 18 ml
caquades                    = 4,2 J/g.K
maquades                  = . V
                                    = 1 gr/cm3 . 18 ml
                                    = 18 gram
                        q7 = m. c.
= 18 gram . 4,2 J/g.K . 3,19 K
= 245,7Joule
Ø Kalor yang diserap etanol (q8)
 etanol    =0,793 gr/cm3
Vetanol   = 29 ml
Cetanol     = 1,92 J/g.K
Metanol    = . V
                        = 0,793 gr/cm3 . 29 ml
                        =  22,997 gram
q8  = m. c.
= 22,997 gram . 1,92 J/g.K .  3,19 K
=140,87 Joule
Ø Kalor yang diserap calorimeter (q9)
q9 = k .
=22,4 J/K . 3,19 K
= 25,0096 Joule
Ø Kalor yang dihasilkan pada pelarutan ( )
q10  =
= 245,7 J + 140,87 J + 25,0096 J
= 411,57 Joule
Ø Entalpi ( )
Massa   etanol  =  23 gram
Mr   etanol       =  46
n   etanol          = 
= 
=  0,5  mol
           =
=
=  823,15 J/mol
2.    27  aquades + 19,3  etanol
Ø Suhu Rata-rata aquades (Taquades)
T1 = 29,5  = 302,5 K
                        T2 = 29,5  = 302,5 K
                        T3 = 29,5  = 302,5 K
                        T4 = 29,5  = 302,5 K
                        TAquades =
=
                           =
                           = 302,5 K

Ø Suhu etanol (C2H5OH)
TEtanol = 300 C = 303 K
∆Tm     =
=
=302,75  K
Ø Suhu Rata-rata campuran  (∆TA)
T1 = 34,5      = 307,5 K
T2 = 34,5      = 307,5 K
T3 = 34,5      = 307,5 K
T4 = 34,5      = 307,5 K
T5 = 34      = 307 K
T6 = 34      = 307 K
T7 = 33,5      = 306,5 K
T8 = 33,5     = 306,5 K
∆TA        =
=
=
= 307,125 K
      = ∆T4 - ∆Tm
= 307,125 K – 302,75 K
= 4,375 K
Ø Kalor yang di serap air ( )
 Aquades = 1 gr/cm3
Vaquades= 27 ml
caquades    = 4,2 J/g.K
maquades  = . V
                        = 1 gr/cm3 . 27 ml
                        = 27 gram
q11 = m. c.
 = 27 gram . 4,2 J/g.K  .  4,375 K
 =496,125 Joule
Ø Kalor yang di serap etanol ( )
 etanol    = 0,793 gr/cm3
Vetanol   = 19,3 ml
Cetanol     = 1,92 J/g.K
metanol    = P. V
                        = 0,793 gr/cm3 . 19,3 ml
                        =  15,3 gram
            q8  = m. c.
=  15,30 gram . 1,92 J/g.K . 4,375 K
=  128,56 Joule
Ø Kalor yang di serap kolorimeter (q9)
q9= k . ∆
= 7,84 J/K. 4,375 J
= 34,3 Joule
Ø Kalor yang di hasilkan pada pelarutan ( )
q10  =
= 496,125,6 J + 128,56 J + 34,3 J
= 658,985joule

Ø Entalpi ( H1)
Massa   etanol =  15,3 gram
Mr   etanol       =  46
n   etanol         = 
                                    = 
                                    =  0,33 mol
     =
                                                =
= 1996,92 J/mol
3.    36 cm 3 aquades + 14, 5 cm 3 etanol
Ø Suhu Rata-rata Aquades
T1  = 31  = 304 K
T2   = 31  = 304 K
T3   = 31  = 304 K
T4  = 31  = 304 K
Taquades=
=
=
= 304 K
Ø Suhu etanol
            = 30    = 303 K
Ø     =
=
= 
= 303,5 K
Ø Suhu Rata-rata Campuran ( TA)
T1 = 34      = 307 K
T2 = 34      = 307 K
T 3 = 34     = 307 K
            T 4  = 34   = 307 K
                        T 5 =  34    = 307 K
                        T 6 = 34     = 307 K
                        T 7 = 34     = 307 K
                        T 8 = 34     = 307 K
∆TA       =
=
= 307 K
Ø ∆T2      = ∆TA - ∆Tm
= 307 K – 303,5 K
= 3,5 K

Ø Kalor yang di serap aquades ( )
 Aquades = 1 gr/cm3
Vaquades  = 36 ml
caquades    = 4,2 J/g.K
maquades  = . V
                        = 1 gr/cm3 . 36 ml
                        = 36 gram
          q7  = m. c. ∆T2
= 36 gram . 4,2 J/g.K  .  3,5 K
=529,2 Joule
Ø Karol yang di serap etanol ( )
 etanol    = 0,793 gr/cm3
Vetanol   = 14,5 ml
Cetanol    = 1,92 J/g.K
metanol    = . V
                        = 0,793 gr/cm3 . 14,5 ml
                        =  11,4985 gram
            q8  = m. c.
  =  11,49 gram . 1,92 J/g.K . 3,5 K
  =  77,21 Joule
Ø Kalor yang di serap kolorimeter ( )
q9 = k . ∆
 = 7,84 J/K. 3,5 J
 = 27,44 Joule
Ø Kalor yang di hasilkan pada pelarutan ( )
q10 =
= 529,2 J + 72,21 J + 27,44 J
= 628,85 joule
Ø Entalpi ( H1)
Massa   etanol  =  11,49 gram
Mr   etanol       =  46
n   etanol          = 
                                    = 
                                    =  0,24 mol
∆H1     =
                                                =
= 2620,20 J/mol
2.      36 cm3 aquades + 11, 6 cm3 etanol
T1   = 29,5  = 302,5 K
T2   = 29,4 = 302,4 K
T3   = 29,4  = 302,4 K
T4   = 29,5  = 302,5 K
Taquades       =
=
=
= 302,45 K
Ø Suhu etanol
                         = 3 C = 303 K
                             =
                                    =
= 
= 302,725 K
Ø Suhu Rata-rata Campuran ( TA)
T1 = 34      = 307 K
T2 = 34      = 307 K
T3 = 33,5      = 306,5 K
T4 = 33,5      = 306,5 K
T5 = 33,5      = 306,5 K
T6 = 33,5      = 306,5 K
T7 = 33      = 306 K
T8 = 33     = 306 K
∆TA       =
=
=
= 306,5 K
      = ∆TA - ∆Tm
= 306,5 K – 302,725 K
= 3,775 K
Ø Kalor yang di serap aquades ( )
 Aquades= 1 gr/cm3
Vaquades = 36 ml
caquades   = 4,2 J/g.K
maquades  = . V
                        = 1 gr/cm3 . 36 ml
                        = 36 gram
            q7  = m. c.
  = 36 gram . 4,2 J/g.K  .  3,775K
  = 570,7Joule
Ø Kalor yang di serap etanol ( )
 etanol    = 0,793 gr/cm3
Vetanol   = 11,6 ml
Cetanol    = 1,92 J/g.K
metanol    = . V
                        = 0,793 gr/cm3 . 11,6 ml
                        =  9,19 gram
            q8  = m. c.
  =  9,19 gram . 1,92 J/g.K .3,775 K
  =  66,67 Joule
Ø Kalor yang di serap kolorimeter ( )
q9= k . ∆
= 7,84 . 3,775J
= 2,596 Joule
Ø Kalor yang di hasilkan pada pelarutan ( )
q10  =
= 570,78 J + 66,67 J + 29,596 J
= 667,046 joule
Ø Entalpi ( H1)
Massa   etanol =  9,19 gram
Mr   etanol       =  46
n   etanol         = 
                                    = 
                                    =  0,19 mol
     =
                                                =
= 3510,76 J/mol

3.      36 cm3 aquades + 5,8 cm3 etanol
T1   = 30,5  = 303,5 K
T2   =  = 303,5 K
T3   = 30,5  = 303,5 K
T4   = 30,5  = 303,5 K
Taquades       =
=
= 303,5 K
Ø Suhu etanol
 = 3 C = 303 K
                             =
                                    =
= 303,25 K
Ø Suhu rata-rata Campuran ( TA)
T1 = 34      = 307 K
T2 =  33     = 306 K
T 3 = 33     = 306 K
T 4  = 33    = 306 K
T 5 =  33    = 306 K
T 6 = 33     = 306 K
T 7 = 33     = 306 K
T 8 = 33    = 306 K
∆TA       =
=
=
= 306,125 K
Ø       = ∆TA - ∆Tm
= 306,125 K – 303,25 K
= 2,875 K
Ø Kalor yang di serap aquades ( )
 Aquades= 1 gr/cm3
Vaquades  = 36 ml
caquades   = 4,2 J/g.K
maquades  = . V
                        = 1 gr/cm3 . 36 ml
                        = 36 gram
            q7  = m. c.
  = 36 gram . 4,2 J/g.K  .  2,875 K
  = 434,7 Joule
Ø Kalor yang di serap etanol ( )
 etanol    = 0,793 gr/cm3
Vetanol   = 5,8 ml
Cetanol    = 1,92 J/g.K
metanol    = . V
                        = 0,793 gr/cm3 . 5,8 ml
                        =  4,59 gram
q8  = m. c.
=  4,59 gram . 1,92 J/g.K . 2,875 K
=  25,38Joule
Ø Kalor yang di serap kolorimeter ( )
q9= k . ∆
= 7,84 . 2,875 J
= 22,54 Joule
Ø Kalor yang di hasilkan pada pelarutan ( )
q10  =
= 434,7 J + 25,38 J + 22,54 J
= 482,62 Joule
Ø Entalpi ( H1)
Massa   etanol =  4,59  gram
Mr   etanol       =  46
n   etanol         = 
                                    = 
                                    =  0,1 mol
     =
                                                =
= 5362,44 J/mol
4.      45 cm3 aquades + 4.8 cm3 etanol
T1   = 30  = 303 K
T2   = 30  = 303 K
T3   = 30  = 303 K
T4   = 30  = 303 K
Taquades       =
=
= 303 K
Ø Suhu etanol
      = 3 C = 303 K
                 =
                                    =
= 
= 303 K
Ø Suhu Rata-rata Campuran ( TA)
T1 = 33      = 306 K
T2 =  33     = 306 K
T 3 = 33     = 306 K
T 4  = 33    = 306 K
T 5 =  33    = 306 K
T 6 = 32     = 305 K
T 7 = 32     = 305 K
T 8 = 32    = 305 K
∆TA       =
=
= 305,625 K
Ø = ∆TA - ∆Tm
= 305,625 K – 303 K
= 2,625 K
Ø Kalor yang di serap aquades ( )
 Aquades= 1 gr/cm3
Vaquades= 45 ml
caquades   = 4,2 J/g.K
maquades  = . V
                        = 1 gr/cm3 . 45 ml
                        = 45 gram
            q7  = m. c.
= 45 gram . 4,2 J/g.K  .  2,625 K
= 496,125 Joule
Ø Karol yang di serap etanol ( )
 etanol   = 0,793 gr/cm3
Vetanol   = 4,8 ml
Cetanol    = 1,92 J/g.K
metanol    = . V
                        = 0,793 gr/cm3 . 4,8 ml
                        =  3,8 gram
            q8  = m. c.
=  3,8 gram . 1,92 J/g.K . 2,625K
= 19,152 Joule
Ø Kalor yang di serap kolorimeter ( )
= k . ∆
= 7,84 . 2,625 J
= 20,58 Joule
Ø Kalor yang di hasilkan pada pelarutan ( )
q10  =
            = 496,125 J + 19,152 J + 20,58 J
            = 535,857 joule
Ø Entalpi ( H1)
Massa   etanol =  3,8 gram
Mr   etanol       =  46
n   etanol         = 
                                    = 
                                    =  0,08 mol
     =
                                                =
= 6698,21J/mol

·       Tabel perbandingan mol air : mol etanol dan H
No.
Volume cm³
Massa (Gram)
ΔTm
(K)
ΔTa
(K)
ΔT2
(K)
ΔH
(J/MOL)
Mol Air
Air
Etanol
Air
Etanol
Mol Etanol
1
18
29
18
23
302,25
306,06
3,19
823,15
2
2
27
19,3
27
15,3
302,75
307,125
4,375
1996,92
5
3
36
14,5
36
11,5
303,5
307
3,5
2620,20
8
4
36
11,6
36
9,2
302,75
306,05
3,77
3510,76
10
5
36
5,8
36
4,6
303,25
306,125
2,875
5362,44
20
6
45
4,8
45
3,8
303
305,625
2,625
6698,21
30








·      Grafik entalpi pelarutan etanol terhadap mol air/mol etanol

4.Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
·  Suhu awal 20 ml HCl = 29  = 302 K
·  Suhu awal 20 ml NaOH = 30  = 303 K
·  T1 =
=
=
= 302,5K

Ø  Suhu campuran (T2)
T1 = 370C     = 310 K
      T2 = 400C     = 313 K
      T3 = 410C     = 314 K
      T4 = 420C     = 316 K
      T5 = 430C     = 316 K
      T6 = 430C     = 316 K
      T7 = 440C     = 317 K
      T8 = 440C     = 317 K
      T9 = 44,50C  = 317,5 K
      T10 = 450C = 318 K
      T2=
=
=
=315,45K
Ø  ΔT3 = T2 – T1
= 315,45 K – 302,5 K
= 12,95 K
Ø Kalor yang diserap larutan (q11)
Plarutan= 1,03 gr/cm3
Vlarutan= VHCl + VNaOH
= 20 ml + 20 ml
= 40 ml
Clarutan= 3,96 J/g.K
Mlarutan= P. V
= 1,03 gr/cm3 . 40 ml
=  41,2 gram
q11    = m. c.
=  41,2 gram . 3,96 J/g.K . 12,95K
            = 2112,81 Joule
Ø Kalor yang di serap kolorimeter ( )
= k . ∆
= 7,84 .  12,95 J
= 101,528 Joule
Ø Kalor yang di hasilkan reaksi ( )
q13    =
= 2112,81 J + 101,528 J
= 2214,338 Joule
Ø Kalor penetralan ( Hn)
M HCl= 2 M
V HCl= 20 ml=0,02 liter
n NaCl= 2 x 0,02= 0,04
ΔHn =
=
= 55.358,25 J/mol











Ø Grafik perubahan suhu campuran penetralan HCl dengan NaOH terhadap waktu
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini bertujuan untuk mempelajari perubahan energi pada reaksi dan untuk mengukur perubahan kalor dengan percobaan yang sederhana.
Pada percobaan pertama yaitu penentuan tetapan kalorimeter. Pada percobaan ini dicampurkan aquades dingin dengan aquades panas. Hasilnya adalah campuran aquades dingin dan aquades panas temperaturnya semakin menurun. Hal ini disebabkan karena adanya kalor yag diserap oleh aquades dingin terhadap aquades panas dan ada kalor yang dilepaskan oleh aquades panas di dalam kalorimeter, sehingga kalor yang dilepaskan aquades aqades panas dan kalor yang diserap aquades dingin adalah sama. Hal ini sesuai dengan Hukum Termodinamika I yang menyatakan  “energi dalam sistem tersekat adalah tetap (asas kekekalan energi)”. Berlaku juga asas Black karena jika dua benda yang suhunya berbeda dicampur amka benda yang lebih panas melepas kalor kepada benda yang lebih dingin dan sebuah benda untuk menurunkann akan melepas kalor yang sama dengan banyaknya kalor yang dibutuhkan benda tersebut untuk menaikkan suhunya sebesar itu juga. Mengenai tetapan kalorimeter yang akan diperoleh melalui percobaan ini tidak langsung dapat diukur, yang langsung dapat diukur adalah temperaturnya, dari temperatur ini kemudian dapat dipeoleh tetapan kalorimeter dengan membuat perbandingan antara kalor yang diterima atau dierap dan perubahan suhu yang diserap kalorimeter. Pada percobaan ini diperoleh hasil tetapan kalorimeter 7,84 J/K.
Pada percobaan kedua yaitu penentuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4 di mana persamaan reaksinya sebagai berikut:
Zn(s) + CuSO4 ZnSO4
­dengan pengamatan suhunya selama 10 menit dengan selang waktu 1 menit, suhunya mengalami perubahan yang berupa penuruanan dan peningkatan suhu. Suhu campuran pada saat T1 sampai T4 mengalamai peningkatansuhu selanjutnya dari T5 sampai T10 mengalami penurunan suhu. Kenaikan suhu atau peningkatan suhu dapat dapat dikatakan bahwa reaksi merupakan reaksi eksoterm yaitu reaksi yang melepas energi. Energi yang dilepas itulah yang menyebabkan kenaikan suhu akan tetapi mengalami penuruanan suhu dari T5 sampai T10 yang menandakan reaksi tersebut merupakan reaksi endterm sehingga menandakan reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm sehingga kalor reaksi dari reaksi tersebut adalah jumlah kalor yang diserap kalorimeter ditambah jumlah kalor lautan. Maka jumlah kalor reaksi adalah 108,05 Joule sehingga merupakan reaksi endoterm. Warna larutan CuSO4 awal yakini biru setelah diaduk atau dikocok dengan penambahan Zn, warna larutan berubah menjadi abu. Disebabkan oleh posisi Cu dalam deret volta di bagian yang berada di sebelah kiri dapat mereduksi bagian yang beraa di sebelah kanan, sehingga dapat dikataka bagian kiri sebagaian oksidasi (pereduksi dan bagain kanan sebagai reduksi pengoksidasi). Berdasarkan penjabaran tersebut maka Zn mampu mereduksi Cu. Karen esuai dengan teori. Berdasarkan percobaan ini juga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara perbandingan mol air dan etanol, semakin besar, maka semakin besar pula perbandingan mol air dan mol etanol. Pada percobaan ini juga terdapat yang menurun, hal ini dapat disebabkan karena pengaruh suhu atau ketidakpastian dalam meliat hasil pengamatan. Dapat dilihat bahwa jika volume air diperbear dan volume etanol diperkecil maka nilai  akan besar dan jika vlume air diperkecil dan volume etanol diperbesar maka nilai akan kecil. Jadi, apanila etanol dilarutka dalam air yang vlumenya tak terhingga (sangan besar), maka  reaksi semain besar (tak terhingga) maka dapat dikatakan  dala keadaan maksimum.
Pada percobaan terakhir yaitu penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH. Percobaan ini menggunakan hasil NaOH (Basa kuat) yang direaksikan denngan HCl (asam kuat). Reaksinya adalah:
NaOH (aq) + HCl (aq)  NaCl­(aq)
Penetralan adalah reaksi antar asam dan basa yang menghasilkan garam dan air ayng bersifat netral. Jika basa kuat dan asam kuat direaksikan maka akan terbentuk garam (NaCl) yang bersifat netral, tidak bersifat asam atau basa. Suhu campurannya  meningkatkan karena pada saat itu mengalami perubahan reaksi pada permukaan luar kalorimeter  suhu hangat, disebabkan kalor mengalir dari sistem ke lingkungan yang disebut reaksi eksoterm.

­ H. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Perubahan energi pada reaksi reaksi kimia terdapat dua jenis reaksi yang dapat terjadi, yaitu reaksi eksoterm, reaksi yang melepas kalor sistem ke lingkungan dan reaksi endoterm, reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke sistem.
2.      Untuk mengukur perubahan kalor reaksi dapat dilakukan berdasarkan hukum Hess, data kalor pembentukan dan data energi ikatan.


DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Siti. 1998.  Ilmu Kimia Dasar. Mataram: Universitas Mataram.

Chang, Rymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Oxtoby. 2001. Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.

Prasetiawan, Widi. 2009. Kimia Dasar 1. Jakarta: Cerdas Pustaka.

Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung. ITB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar