ACARA II
REAKSI-REAKSI
KIMIA
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.
Tujuan Praktikum : 1. Untuk
mengenal berbagai reaksi kimia.
2. Untuk menentukan stoikiometri reaksi.
2.
Waktu Praktikum : Jumat, 12 Oktober 2012
3.
Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Reaksi
kimia adalah suatu reaksi antar senyawa kimia atau unsur kimia yang melibatkan
perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan pembentukan dan
pemutusan ikatan kimia. Dalam suatu reaksi kimia terjadi proses ikatan imia, di
mana atom zat mula-mula (edukte) bereaksi menghasilkan hasil (produk).
Berlangsungnya proses ini dapat memerlukan energi (reaksi endotermal) atau
melepaskan energi (reaksi eksotermal) (Raif, 2010:2).
Suatu
reaksi kimia adalah proses dimana ikatan atom di dalam molekul-molekul zat yang
bereaksi dipecahkan, diikuti oleh penyusunan kembali dari atom-atom tersebut
dalam kombinasi molekul yang baru. Dengan kata lain, timbul zat kimia baru dan
lama hilang, tetapi atom-atomnya tetap sama (Djojodihardjo, 1987 : 103).
Reaksi
kimia menggabungkan unsur-unsur menjadi senyawa, penguraian senyawa
menghasilkan unsur-unsurnya dan transportasi mengubah senyawa yang ada menjadi
senyawa baru. Oleh karena atom tidak dapat dimusnahkan dalam reaksi kimia, maka
jumlah atom (atau mol atom) dan setiap unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu
sama. Kekuatan materi dalam perubahan kimia ini terlihat dari persamaan kimia
yang balans untuk proses reaksi tersebut. Berdasarkan kesetaraan reaksi, ada
reaksi stoikiometri dan pereaksi pembatas (Oktoby, 1998:42).
Salah
satu pentingnya persamaan reaksi adalah dalam merencanakan percobaan yang mana
persamaan reaksi memungkinkan kita menetapkan hubungan kuantutatif yang terjadi
antara peraksi dan hasil reaksi. Persamaan reaksi harus seimbang berarti reaksi
harus mengikuti huku konservasi dimana jumlah setiap macam atom dikedua sisi
anak panah harus sama (Brady, 1999:83).
Bidang
kimia yang mempelajari aspek kuanitatif unsur dalam suatu senyawa atau reaksi
disebut stoikiometri (bahasa Yunani: stoichcion: unsur, metiazn: mengukur).
Dengan kata lain, stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut
hubungan kuantitaif zat yang terlibat dalam reaksi (Syukri, 1999:23).
Stoikiometri
berarti mengukur unsur-unsur. Pengertian unsur-unsur dalam hal ini adalah
partikel-partikel atom, ion, molekul atau elektron yang terdapat dalam unsur
atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri menyangkut cara
untuk menimbang dan menghitung spesi-spesi kimia atau dengan kata lain
stoikiometri adalah bagian tentang hubungan-hubungan kuantitatif dalam reaksi
kimia (Achmad, 1991:1).
Persamaan
kimia terdiri dari pereaksi yang ditulis di sebelah kiri, kemudian anak panah
yang menunjukkan arah reaksi dan terakhir produk yang ditulis sebelah kanan,
dengan catatan banyanya unsur di sebelah kiri dan kanan harus sama. Untuk
kebanyakan unsur kimianya biasanya ditulis lambangnya saja. Sebagai cntoh
natrium: Na, Li (Besi Fe), Hg dan Ag. Tetapi ada tujuh unsur berupa molekul
diatomik yang sudah kita kenal yaitu H2, N2,O2F2,
Cl2, Br2, dan I2. Ketiga unsur tersebut harus
ditulis berupa molekul diatomik. Tetapi kadang-kadang usnur tersebut tidak
dalam bentuk molekul diatomik sehingga penulisannya sesuai dengan sruktur
molekulnya (Prasetiawan, 2008:37).
C. ALAT DAN BAHAN
1.
Alat-alat Praktikum
a.
Gelas kimia 100 ml
b.
Gelas kimia 250 ml
c.
Gelas ukur 25 ml
d.
Gelas ukur 50 ml
e.
Pipet tetes
f.
Rak tabung reaksi
g.
Spatula
h.
Tabung reaksi
i.
Termometer
2.
Bahan-bahan Praktikum
a.
Aquades (H2O)(aq)
b.
Larutan Aluminium
Sulfat AI2 (SO4) 0,1
M
c.
Larutan Amonium
hidroksida (NH4(OH)) 1 M
d.
Larutan Asam asetat (CH3COOH)
0,05
e.
Larutan Asam Klorida
(HCI) 0,05 M
f.
Larutan Klorida (HCl) 1
M
g.
Larutan indikator
Fenolftalein (PP)
h.
Larutan Kalium Kromat (K2CrO4)
0,1 M
i.
Larutan Kalium di
kromat (K2Cr2O7) 0,1 M
j.
Larutan Natrium
Hidroksida (NaOH) 2 M
k.
Larutan Natrium
Hidroksida (NaOH) 0,05 M
l.
Larutan Natrium
Hidroksida (NaOH) 1 M
m.
Larutan Tembaga Sulfat
(CuSO4) 1 M
D. PROSEDUR PENELITIAN
1.
Reaksi Kimia
a.
Ke dalam 2 buah
tabung reaksi, dimasukkan masing-masing 10 tetes larutan HCL 1 M
kedalam tabung pertama dan larutan CH3COOH 0,1 M. Ditambahkan
masing-masing 1 tets larutan indikator PP. Diamati perubahan yang terjadi.
b.
Ke dalam 2 tabung
reaski lain dimasukkan larutan NaOH 1 M masing-masing 10 tetes. Ditambhkan pada
keduanya 1 tetes larutan indikatr.
c.
Dicampurkan kedua asam
(tabung a) dengan basa (tabung b).diamati perubahan yang terjadi.
d.
Dimasukkan ke dalam 2
tabung reaksi amsing-masing 10 tets larutan kalium kromat, K2CrO4
0,1 M. Ke dalam tabung pertama ditambahkan larutan HCl 1 M. Dikook dan diamati.
Ke dalam tabung lainnya ditambahkan larutan NaOH 1 M. Disimpan dan dibandingkan
dengan percobaan e.
e.
Dimasukkan ke dalam 2
tabung reaksi masing-masing 10 tetes larutan kalium dikromat K2CrO7
1 M. Kemudian diperlukan seperti percobaan (d) di atas. Dibandingkan dengan
larutan (d) dan (e).
f.
Dimasukkan 10 tetes
larutan Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung
reaksi. Ditambahkan dengan larutan NaOH 1 M tetes demi tetes dan perhatikan apa
yang terjadi.
g.
Dimasukkan 10 tetes
laruta Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi.
Ditambahkan lagi dengan NH4OH 1 M setetes demi tetes dan diamati.
Dibandingkan dengan alrutan pada percobaan (f).
2.
Variasi Kontinu
a.
Stoikiometri Sistem
CuSO4 – NaOH
1.
Ke dalam 4 tabung
reaksi kimia dimasukkan berturut-turut 5,10,15 dan 20 ml larutan NaOH 2 M.
Kemudian diukur suhu awalnya masing-masing.
2.
Ke dalam 4 buah gelas
kimia dimasukkan berturut-turut 5,10,15 dan 20 ml larutan CuSO4 1 M.
Kemudia diukur suhu awalnya.
3.
Larutan NaOH 2 M pada
gelas kimia (a) dicampurkan dengan larutan CuSO4 1 M pada gelas (b),
20 ml NaOH dicampurkan dengan 5 ml CuSO4 1 M. 15 ml NaOH dicampurkan
dengan 10 ml CuSO4 1 M. 10 ml NaOH dicampurkan dengan 15 CuSO4
1 M. 5 ml NaOH diampurkan dengan 20 ml CuSO4 1 M, kemudian diukur
suhu campuran masing-masing.
b.
Stoikiometri Asam –
Basa
·
Ke dalam 7 buah tabung
reaksi dimasukkan berturut-turut 0,1,2,3,4,5 dan 6 ml larutan NaOH 1 M,
kemudian diukur suhu awalnya.
·
Ke dalam 7 buah tabung
reaksi lain diamsukkan 0,1,2,3,4,5 dan 6 ml larutan HCl 1 M, kemudian diukur
suhunya.
·
Larutan NaOH 1 M pada
tabung (a) dicampurkan dengan larutan HCl 1 M pada tabung (b). 0 mL NaOH
diampurkan dengan 6 mL HCl 1 M. 1 ml NaOH dicampurkan dengan 5 ml HCl 1 M. 2 mL
NaOH diampurkan dengan 4 mL HCl 1 M. 3 mL NaOH diampurkan dengan 3 mL HCl 1 M.
4 mL NaOH diampurkan dengan 2 mL HCl 1 M. 5 mL NaOH diampurkan dengan 1 mL HCl
1 M. 6 mL NaOH diampurkan dengan 0 mL HCl 1 M. Masing-masing campuran diuur
suhunya.
E. HASIL PENGAMATAN
No.
|
Prosedur
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Reaksi-reaksi
kimia
a.
- 10 tetes HCl 0,05 M + 1 tetes pp.
- 10 tetes CH3COOH 0,05 M + 1
tetes pp.
b.
- 10 tetes NaOH 0,05 M + 1 tetes pp.
-
10 tetes NaOH 0,05 M + 1 tetes pp.
c.
- (10 tetes HCl 0,05 M + 1 tetes pp) + (10 tetes NaOH 0,05 M + 1 tetes pp).
-
(10 tetes CH3COOH 0,05 M + 1 tetes pp) + 10 tetes NaOH 0,05 M + 1
tetes pp).
d.
- 10 tetes K2CrO4 0,1 M + HCl 1 M
- 10 tetes K2CrO4 0,1
M + NaOH 1 M
e.
- 10 tetes K2Cr2O7 0,1 M + HCl 1 M
- 10 tetes K2Cr2O7
0,1 M + NaOH 1 M
f.
10 tetes Al2(SO4)3 0,1 M + tetes demi tetes
NaOH 1 M
g.
10 tetes Al2(SO4)3 0,1 M + 5 tetes NH4OH
1 M + tetes demi tetes NH4OH 1 M
|
v Warna
awal HCl bening.
v HCl
0,05 M + 1 tetes pp = bening
v Warna
awal NaOH= merah muda keunguan
v NaOH
+ 1 tetes pp = ungu
v Warna
campuran= merah muda keunguan
v Mula-mula=
kuning
v K2CrO4
0,1 M + HCl 1 M=orange
v K2CrO4
0,1 M + NaOH=Kuning terang
v Mula-mula=
orange
v K2CrO4
0,1 M + HCl 1 M=orange
v K2CrO4
0,1 M + NaOH=Kuning
v Tetes
1=keruh
v Tetes
ke-2= sampai ke-3 makin keruh
v Tetas
ke-4= benar-benar keruh dan pekat
v Tetes
ke-5= kembali bening seperti semula
v Larutan
sedikit keruh dan semakin keruh
|
2.
|
Stoikiometri system
CuSO4-NaOH
a.
- CuSO4 1 M 5 ml (diukur suhu).
- NaOH 1 M 20
ml (diukur suhu)
- kedua
larutan dicampur.
b.
- CuSO4 1 M 15 ml (diukur suhu).
- NaOH 1 M 10
ml (diukur suhu)
- kedua
larutan dicampur.
c.
- CuSO4 1 M 20 ml (diukur suhu).
- NaOH 1 M 5
ml (diukur suhu)
- kedua
larutan dicampur.
d.
- CuSO4 1 M 10 ml (diukur suhu).
- NaOH 1 M 15
ml (diukur suhu)
- kedua
larutan dicampur.
|
v Suhu
awal NaOH 20 ml, 10 ml, 5 ml dan 15 ml 2 M =31
(bening)
v Suhu
awal CuSO4 20 ml, 10 ml, 5 ml
dan 15 ml 1 M= 31ºC (bening)
v Warna
campuran = biru pekat, keruh, terdapat endapan (suhu campuran 32ºC).
v Suhu
awal CuSO4 = 32ºC (biru muda)
v Suhu
awal NaOH = 31ºC (bening)
v Warna
campuran = biru kehijauan, terdapat endapan, agak kental (suhu campuran
32ºC).
v Suhu
awal CuSO4 = 33ºC (biru muda)
v Suhu
awal NaOH = 31ºC (bening)
v Warna
campuran = biru muda, terdapat endapan (suhu campuran 31ºC).
v Suhu
awal CuSO4 = 32,5ºC (biru muda)
v Suhu
awal NaOH = 31ºC (bening)
v Warna
campuran = biru tua, terdapat endapan, keruh (suhu campuran 32ºC).
|
3.
|
Stoikiometri
asam-basa
a.
Dimasukkan dalam tabung reaksi 6 ml HCl 1 M (diukur suhu).
b.
Dimasukkan dalam tabung reaksi 6 ml NaOH 1 M (diukur suhu).
c.
- HCl 1 M 5 ml (diukur suhu).
- NaOH 1 M 1
ml (diukur suhu)
- kedua
larutan dicampur.
d.
- HCl 1 M 4 ml (diukur suhu).
- NaOH 1 M 2
ml (diukur suhu)
- kedua
larutan dicampur.
e.
- HCl 1 M 3 ml (diukur suhu).
- NaOH 1 M 3
ml (diukur suhu)
- kedua
larutan dicampur.
f.
- HCl 1 M 2 ml (diukur suhu).
- NaOH 1 M 4
ml (diukur suhu)
- kedua
larutan dicampur.
g.
- HCl 1 M 1 ml (diukur suhu).
- NaOH 1 M 5
ml (diukur suhu)
- kedua
larutan dicampur.
|
v Suhu
awal HCl = 28ºC (bening)
v Suhu
awal NaOH = 30ºC (bening)
v Suhu
awal HCl = 29ºC (bening)
v Suhu
awal NaOH = 28ºC (bening)
v Suhu
campuran = 30ºC (bening)
v Suhu
awal HCl = 30ºC (bening)
v Suhu
awal NaOH = 29ºC (bening)
v Suhu
campuran = 31ºC (bening)
v Suhu
awal HCl = 28ºC (bening)
v Suhu
awal NaOH = 29ºC (bening)
v Suhu
campuran = 31ºC (bening)
v Suhu
awal HCl = 29ºC (bening)
v Suhu
awal NaOH = 29ºC (bening)
v Suhu
campuran = 30ºC (bening)
v Suhu
awal HCl = 31ºC (bening)
v Suhu
awal NaOH = 29ºC (bening)
v Suhu
campuran = 28ºC (bening)
|
F. ANALISIS DATA
1.
Reaksi-Reaksi Kimia
a.
Reaksi Kimia
1)
HCl (aq) +
NaOH (aq) à
NaCl (s) + H2O (l)
2)
CH3COOH(aq)+
NaOH (aq) à
CH3COONa (s) + H2O (l)
3)
K2CrO4
(aq) + 2 HCl (aq) à 2 KCl (aq) + H2CrO4
(aq)
4)
K2CrO4
(aq) + 2 NaOH (aq) à Na2CrO4 (aq)
+ 2 KOH (aq)
5)
K2Cr2O7
(aq) + 2 HCl (aq) à 2 KCl (aq) + H2Cr2O7
(aq)
6)
K2Cr2O7
(aq) + 2 NaOH (aq) à 2 KOH (aq) + Na2Cr2O7
(aq)
7)
Al2(SO4)3
(aq) + 6 NH4OH (aq) à 3 (NH4)2SO4
(aq) + 2 Al(OH)3 (s)
8)
Al2(SO4)3
(aq) + 6 NaOH (aq) à 3 Na2SO4 (aq)
+ 2 Al(OH)3 (s)
2.
Variasi Kontinu
a.
Stoikiometri Sistem
CuSO4 – NaOH
o Perhitungan
mol larutan CuSO4 1 M
-
Untuk 5 mL CuSO4 1
M
Mol
CuSO4 = M . V
= 1 . 5
= 5 mmol
-
Untuk 15 mL CuSO4
1 M
Mol
CuSO4 = M . V
= 1 . 15
= 15 mmol
-
Untuk 20 mL CuSO4
1 M
Mol
CuSO4 = M . V
= 1 . 20
= 20 mmol
-
Untuk mL 10 mL CuSO4
1 M
Mol
CuSO4 = M . V
= 1 . 10
= 10 mmol
o Perhitungan
mol larutan NaOH 1 M
-
Untuk 20 mL larutan
NaOH 2 M
Mol
NaOH = M . V
= 2 M . 20ml
= 40 mmol
-
Untuk 10 mL larutan
NaOH 2 M
Mol
NaOH = M . V
= 2 M . 10 ml
= 20 mmol
-
Untuk 5 mL larutan NaOH
2 M
Mol NaOH =
M . V
= 2 M . 5ml
= 10 mmol
-
Untuk 15 larutan NaOH 2
M
Mol NaOH =
M . V
= 2M . 15 ml
= 30 mmol
o Perhitungan
Larutan (
)
a.
Mencari suhu mula-mula
(Tm)
ü
= 310C
ü
=
310C
ü
=
310C
ü
=
310C
b.
Mencari ΔT
ΔT = Ta(Suhu Akhir)-Tm(Suhu mula-mula)
ΔT1 =Ta-Tm
= 320C-310C
=1 0C
ΔT2 = Ta-Tm
=330C-310C
=20C
ΔT3 = Ta-Tm
=320C-310C
=10C
ΔT4 = Ta-Tm
=330C-310C
=20C
c.
Tabel Stoikiometri Sistem CuSO4 – NaOH
V NaOH
|
V CuSO4
|
T NaOH
|
T CuSO4
|
TM
|
TA
|
ΔT
|
mmol NaOH
|
mmol CuSO4
|
20 mL
|
5 mL
|
310C
|
310C
|
310C
|
320C
|
10C
|
40 mmol
|
5 mmol
|
10 mL
|
15 mL
|
310C
|
310C
|
310C
|
330C
|
20C
|
20 mmol
|
15 mmol
|
5 mL
|
20 mL
|
310C
|
310C
|
310C
|
320C
|
10C
|
10 mmol
|
20 mmol
|
15 mL
|
10 mL
|
310C
|
310C
|
310C
|
330C
|
20C
|
30
mmol
|
10 mmol
|
d.
Grafik hubungan antara
ΔT dengan mmol CuSO4 dan NaOH
-
Persamaan reaksi:
ü CuSO4
(aq) +2 NaOH (aq) à Na2SO4 (aq)
+ Cu(OH)2 (aq)
-
Perbandingan Titik
puncak tertinggi grafik di atas menunjukkan perbandingan
a.
Titik puncak mmol CuSO4
(aq) berada pada 2oC
(ΔT)
b.
Titik puncak mmol NaOH
berada pada 2oC (ΔT)
a.
Perbandingan ΔT = CuSO4 : NaOH
= 2oC : 2oC
= 1 : 1
b.
Perbandingan mmol CuSO4 : NaOH
CuSO4 : NaOH =10 : 30
=1
: 3
CuSO4 : NaOH =15 : 20
=3
: 4
b.
Stoikiometri Asam – Basa
1.
Perhitungan mol larutan
HCl 1 M
§ Untuk
6 mL HCl 1 M
Mol HCl = M . V
= 1M . 6ml
= 6 mmol
§ Untuk
5 mL HCl 1 M
Mol
HCl = M . V
=
1M . 5ml
=
5 mmol
§ Untuk
4 mL HCl 1 M
Mol
HCl = M . V
=
1M . 4ml
=
4 mmol
§ Untuk
3 mL HCl 1 M
Mol
HCl = M . V
=
1M . 3ml
=
3 mmol
§ Untuk
2 mL HCl 1 M
Mol HCl = M . V
=
1M . 2ml
=
2 mmol
§ Untuk
1 mL HCl 1 M
Mol HCl = M . V
=
1M . 1ml
=
1 mmol
§ Untuk
0 mL HCl 1 M
Mol HCl = M . V
=
1M . 0
=
0 mmol
2.
Perhitungan mol larutan
NaOH 2 M
a.
Untuk 0 mL NaOH 2 M
Mol HCl = M . V
=
2M . 0
=
0 mmol
b.
Untuk 1 mL NaOH 2 M
Mol HCl = M . V
=
2M . 1ml
=
2 mmol
c.
Untuk 2 mL NaOH 2 M
Mol HCl = M . V
=
2M . 2ml
=
4 mmol
d.
Untuk 3 mL NaOH 2 M
Mol HCl = M . V
=
2M . 3ml
=
6 mmol
e.
Untuk 4 mL NaOH 2 M
Mol HCl = M . V
=
2M . 4ml
=
8 mmol
f.
Untuk 5 mL NaOH 2 M
Mol HCl = M . V
=
2M . 5ml
=
10 mmol
g.
Untuk 6 mL NaOH 2 M
Mol HCl = M . V
=
2M . 6ml
=
12 mmol
3.
Perhitungan ΔT Larutan (oC)
a.
Mencari Suhu Mula-mula
(TM)
=
30,50C
=
310C
=
31,50C
=
31,50C
=
31,50C
=
310C
=
310C
b.
Mencari ΔT
ΔT= Ta (suhu akhir) – Tm
(suhu mula-mula)
ΔT1 = TA – TM
= 30,50C –
30,50C
= 00C
ΔT2 = TA – TM
= 340C – 310C
= 30C
ΔT3 = TA – TM
= 360C – 31,50C
= 5,50C
ΔT4 = TA – TM
= 350C – 31,50C
= 4,50C
ΔT5 = TA – TM
= 340C – 31,50C
= 3,50C
ΔT6 = TA – TM
= 33,50C –
310C
= 2,50C
ΔT7 = TA – TM
= 310C – 310C
= 00C
c.
Tabel Stoikiometri Asam
– Basa
V
NaOH
|
V
HCl
|
T
NaOH
|
T
HCl
|
TM
|
TA
|
ΔT
|
mmol
NaOH
|
mmol
HCl
|
0 mL
|
6 mL
|
-
|
30,50C
|
30,50C
|
30,50C
|
00C
|
0 mmol
|
6 mmol
|
1 mL
|
5 mL
|
310C
|
310C
|
310C
|
340C
|
30C
|
2 mmol
|
5 mmol
|
2 mL
|
4 mL
|
320C
|
310C
|
31,50C
|
360C
|
5,50C
|
4 mmol
|
4 mmol
|
3 mL
|
3 mL
|
320C
|
310C
|
31,50C
|
330C
|
4,50C
|
6 mmol
|
3 mmol
|
4 mL
|
2 mL
|
310C
|
320C
|
31,50C
|
340C
|
3,50C
|
8 mmol
|
2 mmol
|
5 mL
|
1 mL
|
310C
|
310C
|
310C
|
33,50C
|
2,50C
|
10mmol
|
1 mmol
|
6 mL
|
0 mL
|
310C
|
-
|
310C
|
310C
|
00C
|
12 mmol
|
0 mmol
|
d.
Grafik hubungan ΔT
dengan jumlah mol reaksi
-
Persamaan reaksi:
ü NaOH
(aq) + HCl (aq) à
NaCl (s) + H2O (s)
-
Perbandingan koordinat
NaOH :
= HCl mmol NaOH : mmol HCl
5,5
: 5,5 = 4 : 4
1
: 1 = 1 : 1
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan 2 macam
percobaan yaitu percobaan untuk megetahui berbagai reaksi kimia dan percobaaan
untuk dapat menentukan stoikiometri reaksi.
Pada percobaan pertama dan kedua
dilakuka penetesan indikator PP untuk mengetahui larutan tersebut bersifat asam
atau basa. Pada percobaan pertama yaitu
larutan HCl 0,05 M 10 tetes dicmpurkan dengan 1 tetes indikator PP menghasilkan
laruta yang tetap bening dan jernih. Larutan ini berubah sedikit keruh. Larutan
ini berwarna bening disebabkan oleh HCl adalah asam kuat atau dengan berwarna
bening maka kita tahu bahwa HCl adalah asaam kuat. Larutan tersebut memiliki
sifat asam kuat sebagai hasil interaksi dari komponen penyusunnya.
Pada percobaan kedua CH3COOH
0,05 M juga dicampurkan dengan indikator PP menghasilkan larutan
tetap bening seperti sebelum dicampurkan dengan indikator PP. Ini menunjukkan
bahwa CH3COOH merupakan asam dan lebih tepatnya merupakan asam
lemah. Selanjutnya diperoleh hasil campuran NaOH dengan indikatornya, larutan
menjadi berwarna ungu (sedikit merah muda). Hal ini dikarenakan NaOH merupakan
basa kuat sehingga menghasilkan warna yang pekat.
Pada percobaan ketiga yaitu larutan pada
percobaan pertama dengan percobaan kedua dicampurkan menghasilkan larutan HCL
yang dicampurkan dengan NaOH berwarna lebih bening dari sebelumya. Hal ini
disebabkan HCL merupakan asam kuat dan NaOH adalah basa kuat sehingga apabila
dicampurkan menghasilkan senyawa yang bersifat netral, karena kedua larutan
tersebut terionisasi secara sempurna. Sedangkan larutan CH3COOH yang
dicampurkan dengan NaOH menghasilkan warna ungu, ini disebabkan larutan CH3COOH
merupakan asam lemah dan NaOH adalah basa kuat yang apabila keduanya dicampurkan
maka akan menghasilkn larutan yang terionisasi sebagian.
Pada percobaan keempat pencampuran
larutan HCl dengan K2CrO4 yang berwarna orange dan
percobaan selanjutnya NaOH dengan K2CrO4 yang berwarna
kuning. Hal ini disebabkan HCl merupakan asam kuat dan NaOH merupakan basa kuat
yang dicampurkan dengan K2CrO4 terionisasi sebagian.
Pada percobaan larutan HCl 1 M
dicampurkan dengan K2Cr2O7
1 M dan NaOH 1 M dengan K2Cr2O7 menghasilkan
warna orange dan kuning lebih muda daripada percobaan sebelumnya. Ini
disebabkan oleh HCl asam kuat dan NaOH basa kuat yang bila dicampurkan dengan K2Cr2O7
maka akan terionisasi sebagian.
Pada percobaan pencampuran NaOH dengan Al2(SO4)3
menghasilkan warna yang semakin keruh pada tetesan keempat dan pada tetesan
kelima kembali berwarna bening. Sedangkan pencampuran Al2(SO4)3
dengan NH4OH warnanya menjadi keruh tetapi tidak terdapat endapan
sedangkan pada pencampuran NaOH dengan Al2(SO4)3
terdapat endapan. Ada tidaknya endapan membuktikan bahwa larutan tersebut
memiliki logam Al.
Percobaan variasi kontinu ada 2
percobaan yaitu percobaan variasi kontinu stoikiometri sistem CuSO4-NaOH
dan percobaan variasi kontinu stoikiometri asam basa.
Percobaan variasi kontinu stoikiometri
sistem CuSO4-NaOH, pada percobaan pertama dapat diamati suhu awal
NaOH 20 ml, 10 ml, 5 ml dan 15 ml. Dengan suhu awal CuSO4 5 ml, 15
ml, 20 ml dan 10 ml menghasilkan suhu awal yang sama yaitu 31
dengan NaOH berwarna bening dengan CuSO4
berwarna biru muda, ini karena memang warna dari NaOH bening dan CuSO4
berwarna biru muda. Pada pencampuran NaOH dengan CuSO4 dengan
campurannya berjumlah 25 ml. Dengan volume NaOH 25 ml, makin banyak volume NaOH
maka semakin pekat larutan yang dihasilkan. Pencampuran 15 ml CuSO4
1 M dengan 10 ml NaOH 2 M, menghasilkan warna biru kehijauan terdapat endapan
dan kental serta pencampuran 20 ml CuSO4 1 M dengan 5 ml NaOH 2 M
menghasilkan warna biru muda dan terdapat endapan. Pada percobaan 10 ml CuSO4
1 M dengan 15 ml Naoh 2 M menghasilkan warna biru tua dan keruh. Endapan
yang dihasilkan berasal dari larutan CuSO4. Semakin banyak volume
CuSO4 maka semakin banyak dan tampak endapan yang terbentuk serta
warnanya semakin pekat.
Pada percobaan
variasi kontinu stoikiometri asam basa menggunakan larutan HCl dan NaOH. HCl
merupakan asam kuat dan NaOH merupakan basa kuat. Jika direaksikan maka akan
menghasilkan garam dan air sehingga terjadi netralisasi dimana pH larutan yang
terbentuk adalah 7. Larutan di atas terionisasi sempurna dan membentuk
kesetimbangan dengan persamaan yaitu:
HCl + NaOH
NaCl + H2O
Perbedaan suhu yang tidak tetap yag
dihasilkan dipengaruhi oleh suhu ruangan dan kesalahan praktikan dalam
pembacaan suhu pada termometer. Pada grafik CuSO4 dengan NaOH dengan
perbandingan titik puncak 1:1 yang menunjukkan
(suhu) pada umumnya dapat dilihat memiliki
perbedaan yang tidak begitu mencolok meskipun pada perhitungan dapat diamati
berbeda. Pada grafik stoikiometri asam basa suhu mula-mula hampir sama dan
ketika dicampurkan hasilnya adalah suhunya meningkat. Ini dikarenakan perbedaan
volume dan mmol yang terbentuk.
H. KESIMPULAN
a.
Pada percobaan diamati
berbagai reaksi-reaksi kimia yaitu reaksi penetralan asam-basa, reaksi redoks,
reaksi sintesis, reaksi metatesis dan didapatkan berbagai perubahan wujud,
suhu, warna dan peubahan lainnya.
b.
Stoikiometri reaksi
dapat ditentukan denagn cara variasi kontinu. Hubungan perubahan suhu dan
masing-masing pereaksi dalam sistem untuk meramalkan stoikiometri reaksi.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad, Hiskia dan M.S. Terpantau. 1991. Stoikimetri Energetika
Kimia. Bandung :
PT.
Citra Aditya Bakti.
Brady,C.
2005. Kimia Elektro. Bandung: Pakar
Raya.
Djojo,
Hariyono. 1987. Termodinamika
Teknik. Jakarta : PT. Gramedia.
Oxtoby, David W,H,P,dkk.2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Ke-4
Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Prasetiawan,
Widi. 2008. Kimia Dasar 1. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.
Raif,
Agus. 2010. Reaksi Kimia. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Syukri,
S. 1999. Kimia. Dasar 1. Bandung: ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar